Jakarta: Isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat dinilai menguntungkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan partai yang dipimpinnya. Putra sulung mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu seolah menjadi korban dari isu itu.
"Ini isu yang menaikkan rating kualitas dan elektabilitas Demokrat dan AHY," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada Medcom.id, Minggu, 7 Februari 2021.
Menurut Ujang, situasi ini justru membuat posisi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terpojok. Sebab, langkah mantan Panglima TNI tersebut tidak dapat dibenarkan karena diduga ingin mencuri kursi nomor satu di Partai Demokrat.
"Sesuatu yang tidak dibenarkan tidak akan ditoleransi publik, makanya merugikan," ucap Ujang.
Baca: Polemik Demokrat Disebut Untungkan Moeldoko dan AHY
Ujang meyakini prahara Partai Demokrat belum akan mereda dalam waktu dekat. Polemik ini masih terus muncul ke permukaan jika tidak ada reaksi dari masing-masing pihak.
AHY, kata Ujang, harus menjaga soliditas di internal partai. Hal ini guna meredam pihak-pihak yang tidak suka dengan kepemimpinannya di partai berlambang bintang Mercy itu.
Demokrat, sebagai oposisi, juga mesti berkompromi dengan pemerintahan saat ini. Menurut Ujang, partai yang tidak di lingkaran pemerintah cenderung akan 'diganggu'.
"Berkompromi dengan istana, artinya main di tengah. Ibaratnya tidak oposisi yang keras, menjadi anak baik begitu," ujar Ujang.
Jakarta: Isu kudeta kepemimpinan
Partai Demokrat dinilai menguntungkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan partai yang dipimpinnya. Putra sulung mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu seolah menjadi korban dari isu itu.
"Ini isu yang menaikkan
rating kualitas dan elektabilitas Demokrat dan AHY," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada
Medcom.id, Minggu, 7 Februari 2021.
Menurut Ujang, situasi ini justru membuat posisi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terpojok. Sebab, langkah mantan Panglima TNI tersebut tidak dapat dibenarkan karena diduga ingin mencuri kursi nomor satu di Partai Demokrat.
"Sesuatu yang tidak dibenarkan tidak akan ditoleransi publik, makanya merugikan," ucap Ujang.
Baca:
Polemik Demokrat Disebut Untungkan Moeldoko dan AHY
Ujang meyakini prahara Partai Demokrat belum akan mereda dalam waktu dekat. Polemik ini masih terus muncul ke permukaan jika tidak ada reaksi dari masing-masing pihak.
AHY, kata Ujang, harus menjaga soliditas di internal partai. Hal ini guna meredam pihak-pihak yang tidak suka dengan kepemimpinannya di partai berlambang bintang Mercy itu.
Demokrat, sebagai oposisi, juga mesti berkompromi dengan pemerintahan saat ini. Menurut Ujang, partai yang tidak di lingkaran pemerintah cenderung akan 'diganggu'.
"Berkompromi dengan istana, artinya main di tengah. Ibaratnya tidak oposisi yang keras, menjadi anak baik begitu," ujar Ujang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)