medcom.id, Jakarta: Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menilai munculnya dua kekuatan politik yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) bisa memperkuat sistem presidensial. Dua kutub politik itu juga akan memperkuat parlemen.
"Yang kita alami saat ini dimana kekuatan politik menjadi dua kelompok dan masing-masing bisa memainkan peran efektif. Dengan begitu bisa membuat sistem presidensial menguat dan parlemen juga bisa lebih efektif dan memang harus begitu," kata Jimly Asshiddiqie saat diskusi di Diskusi Peradaban Populi. "Politik Indonesia 100 Hari Jokowi" di Menara Peninsula Hotel, Jalan Letjen S. Parman No. 78, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (17/12/2014).
Jimly mengaku punya pendapat ini sejak lama. Bahwa secara politis sistem presidensial bisa diperkuat dengan memunculkan dua kekuatan politik.
Dia mengusulkan agar nantinya pimpinan DPR terdiri dari dua orang saja. Dari koalisi mayoritas dan minoritas. "Begitu kira-kira, meskipun kita bukan sistim dua partai," imbuh Jimly.
Menurut Jimly, apabila Presiden tidak menguasai dukungan mayoritas di parlemen, bukan merupakan persoalan besar. Kondisi ini malah bagus.
Kemunculan dua kekuatan politik juga tak perlu dikhawatirkan. Masyarakat sebaiknya tidak mencemaskan sosok Presiden populer yang tidak menguasai dukungan di parlemen.
Namun dia mewajarkan jika publik masih bingung karena lahirnya dua kubu politik yang masing-masing membawa kekuatan dan ego politiknya. Kebingungan muncul karena, masyarakat belum pernah mengalami fenomena seperti ini sebelumnya.
"Kita sendiri belum pernah ngalami, jadi pusing sendiri," ujar Jimly.
Bagi Jimly, untuk perkembangan jangka panjang, fenomena ini merupakan bagian dari proses sejarah perpolitikan. Jadi, dirinya optimis dalam jangka panjang akan menciptakan sistem yang lebih baik. "Meskipun dalam jangka pendeknya masyarakat dibuat pusing," pungkasnya.
medcom.id, Jakarta: Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menilai munculnya dua kekuatan politik yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) bisa memperkuat sistem presidensial. Dua kutub politik itu juga akan memperkuat parlemen.
"Yang kita alami saat ini dimana kekuatan politik menjadi dua kelompok dan masing-masing bisa memainkan peran efektif. Dengan begitu bisa membuat sistem presidensial menguat dan parlemen juga bisa lebih efektif dan memang harus begitu," kata Jimly Asshiddiqie saat diskusi di Diskusi Peradaban Populi. "Politik Indonesia 100 Hari Jokowi" di Menara Peninsula Hotel, Jalan Letjen S. Parman No. 78, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (17/12/2014).
Jimly mengaku punya pendapat ini sejak lama. Bahwa secara politis sistem presidensial bisa diperkuat dengan memunculkan dua kekuatan politik.
Dia mengusulkan agar nantinya pimpinan DPR terdiri dari dua orang saja. Dari koalisi mayoritas dan minoritas. "Begitu kira-kira, meskipun kita bukan sistim dua partai," imbuh Jimly.
Menurut Jimly, apabila Presiden tidak menguasai dukungan mayoritas di parlemen, bukan merupakan persoalan besar. Kondisi ini malah bagus.
Kemunculan dua kekuatan politik juga tak perlu dikhawatirkan. Masyarakat sebaiknya tidak mencemaskan sosok Presiden populer yang tidak menguasai dukungan di parlemen.
Namun dia mewajarkan jika publik masih bingung karena lahirnya dua kubu politik yang masing-masing membawa kekuatan dan ego politiknya. Kebingungan muncul karena, masyarakat belum pernah mengalami fenomena seperti ini sebelumnya.
"Kita sendiri belum pernah ngalami, jadi pusing sendiri," ujar Jimly.
Bagi Jimly, untuk perkembangan jangka panjang, fenomena ini merupakan bagian dari proses sejarah perpolitikan. Jadi, dirinya optimis dalam jangka panjang akan menciptakan sistem yang lebih baik. "Meskipun dalam jangka pendeknya masyarakat dibuat pusing," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)