medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengomentari Pidato Presiden Joko Widodo yang mengkritik Perserikatan atuan Bangsa-Bangsa (PBB). Presiden Jokowi mengkritik eksistensi PBB yang tidak mengakui kemerdekaan Palestina.
"Harus saya akui Jokowi adalah Presiden pertama yang berani mengucapkan reformasi PBB ini. Jadi ini juga harus diapresiasi," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Fadli yang sangat setuju dengan pernyataan Jokowi juga mengkritik PBB. PBB yang seharusnya menjadi alat untuk menciptakan perdamaian dunia, kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, justru menjadi alat tunggangan lima negara yang menjadi Dewan Keamanan Tetap.
"PBB ini seperti kelompok gangster yang baru menang perang sendiri. Negara-negara lain harus ikut. Kalau diveto mereka (Dewan Keamanan), tidak bisa. Ini demokrasi macam apa? Tidak ada demokrasinya. Jadi harus direformasi," kata dia.
Dalam pidato sambutannya kemarin Presiden Jokowi menyinggung eksistensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tidak mendukung kemerdekaan Palestina.
"Kita bangsa Asia Afrika mendesak reformasi PBB. Agar berfungsi secara maksimal menjadi badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua," kata Jokowi di Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (22/4/2015).
"Di tengah negara-negara kaya, terdapat 1,2 miliar jiwa tidak berdaya. Perjuangan kita belum selesai. Dunia yang kita warisi masih sarat dengan ketidakadilan dan ketidakseimbangan global makin terlihat ketika PBB tidak berjaya," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengomentari Pidato Presiden Joko Widodo yang mengkritik Perserikatan atuan Bangsa-Bangsa (PBB). Presiden Jokowi mengkritik eksistensi PBB yang tidak mengakui kemerdekaan Palestina.
"Harus saya akui Jokowi adalah Presiden pertama yang berani mengucapkan reformasi PBB ini. Jadi ini juga harus diapresiasi," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Fadli yang sangat setuju dengan pernyataan Jokowi juga mengkritik PBB. PBB yang seharusnya menjadi alat untuk menciptakan perdamaian dunia, kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, justru menjadi alat tunggangan lima negara yang menjadi Dewan Keamanan Tetap.
"PBB ini seperti kelompok gangster yang baru menang perang sendiri. Negara-negara lain harus ikut. Kalau diveto mereka (Dewan Keamanan), tidak bisa. Ini demokrasi macam apa? Tidak ada demokrasinya. Jadi harus direformasi," kata dia.
Dalam pidato sambutannya kemarin Presiden Jokowi menyinggung eksistensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tidak mendukung kemerdekaan Palestina.
"Kita bangsa Asia Afrika mendesak reformasi PBB. Agar berfungsi secara maksimal menjadi badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua," kata Jokowi di Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (22/4/2015).
"Di tengah negara-negara kaya, terdapat 1,2 miliar jiwa tidak berdaya. Perjuangan kita belum selesai. Dunia yang kita warisi masih sarat dengan ketidakadilan dan ketidakseimbangan global makin terlihat ketika PBB tidak berjaya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)