medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo dinilai mampu menjaga stabilitas politik selama dua tahun menjabat. Keberhasilan itu diklaim melebihi kesuksesan Presiden ke-2 Soeharto.
"Menurut saya, dia (Jokowi) bisa menjaga stabilitas politik dalam dua tahun," kata politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2016).
Dia membandingkan dengan rezim Presiden Soeharto yang butuh waktu lebih dari 20 tahun buat menstabilkan kondisi politik.
"Jokowi dua tahun membuat semua saling bersinergi. Pemilihan kepala Badan Intelijen Negara dan Kapolri berjalan baik. Semua dipilih tanpa mengesampingkan demokrasi," ujarnya.
Selain itu, Jokowi membangun revolusi mental sesuai dengan nawacita. Pemerintahan yang dibangun tidak dalam situasi penuh tekanan, tapi kepercayaan. "Dia berani ambil resiko, di awal banyak pertentangan, sekarang dia banyak yang memuji," katanya.
Cara dan gaya berkomunikasi yang santun serta ditopang kinerja apik, kata Ara, Jokowi mampu membangun kepercayaan kepada siapapun. Lawan politik yang menolak akhirnya turut mendukung.
Ara mencontohkan perihal pemerataan pembangunan di semua daerah yang dicanangkan. Seperti keseriusan Jokowi membangun Aceh dan Papua.
"Di politik mendapat kepercayaan itu susah. Kalau Pak Jokowi dapat itu, karena dia memang menunjukkan layak dipercaya. Pak Jokowi sekarang jadi orang terkuat karena dia bisa dipercaya," ujarnya.
"Ada orang yang kuat dengan pangkat tinggi, tapi belum tentu bisa dipercaya oleh yang lain. Beda dengan Pak Jokowi yang baik de jure maupun de facto benar-benar kuat karena dipercaya," imbuhnya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/zNA85W8K" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo dinilai mampu menjaga stabilitas politik selama dua tahun menjabat. Keberhasilan itu diklaim melebihi kesuksesan Presiden ke-2 Soeharto.
"Menurut saya, dia (Jokowi) bisa menjaga stabilitas politik dalam dua tahun," kata politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2016).
Dia membandingkan dengan rezim Presiden Soeharto yang butuh waktu lebih dari 20 tahun buat menstabilkan kondisi politik.
"Jokowi dua tahun membuat semua saling bersinergi. Pemilihan kepala Badan Intelijen Negara dan Kapolri berjalan baik. Semua dipilih tanpa mengesampingkan demokrasi," ujarnya.
Selain itu, Jokowi membangun revolusi mental sesuai dengan nawacita. Pemerintahan yang dibangun tidak dalam situasi penuh tekanan, tapi kepercayaan. "Dia berani ambil resiko, di awal banyak pertentangan, sekarang dia banyak yang memuji," katanya.
Cara dan gaya berkomunikasi yang santun serta ditopang kinerja apik, kata Ara, Jokowi mampu membangun kepercayaan kepada siapapun. Lawan politik yang menolak akhirnya turut mendukung.
Ara mencontohkan perihal pemerataan pembangunan di semua daerah yang dicanangkan. Seperti keseriusan Jokowi membangun Aceh dan Papua.
"Di politik mendapat kepercayaan itu susah. Kalau Pak Jokowi dapat itu, karena dia memang menunjukkan layak dipercaya. Pak Jokowi sekarang jadi orang terkuat karena dia bisa dipercaya," ujarnya.
"Ada orang yang kuat dengan pangkat tinggi, tapi belum tentu bisa dipercaya oleh yang lain. Beda dengan Pak Jokowi yang baik de jure maupun de facto benar-benar kuat karena dipercaya," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)