medcom.id, Jakarta: Kabar jabatan menteri ESDM akan diisi kalangan politikus semakin kencang pascapemberhentian Arcandra Tahar 20 hari setelah dilantik Presiden Joko Widodo. Isu ini menimbulkan reaksi berbagai pihak karena politikus dinilai memiliki banyak kepentingan.
Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi tak mempermaslahkan siapa yang menduduki kursi menteri, selama berkiblat pada rakyat. Kader partai yang menjadi menteri tak boleh tunduk kepada kepentingan politik.
“Biarkan kader partai taat pada Presiden saja. Kalau kader berhasil akan jadi investasi untuk partai. Ketum tidak perlu mengganggu,” tegas Kristiadi dalam dialog Prime Time News Metro TV, Kamis 18 Agustus malam.
Jabatan menteri ESDM, kata Kristiadi, memiliki peran penting. Sebab, kebijakan strategis kementerian ini berhubungan dengan banyak aspek yang harus diolah dengan baik. Apalagi, kementerian ini erat dengan aktivitas yang menghabiskan dana besar dan sarat kepentingan.
“Jabatan itu banyak kepentingan, seperti Blok Masela dan Freeport. Menteri dari politisi enggak apa-apa asal dia bisa membebaskan diri dari kepentingan partainya,” tutur Kristiadi.
Presiden Jokowi memberhentikan dengan hormat Arcandra, Senin 15 Agustus. Ia diberhentikan karena memiliki dwi kewarganegaraan, Indonesia dan Amerika Serikat. Sebagai pengganti, Jokowi menunjuk Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebagai pelaksana tugas sampai menteri ESDM definitif dilantik.
Kabar dwi kewarganegaraan Arcandra terkuak sejak 13 Agustus melalui pesan berantai WhatsApp. Isinya mempertanyakan integritas Arcandra yang dinilai memiliki posisi penting di sektor ESDM, tetapi memiliki kewarganegaraan Amerika.
Saat dilantik Rabu 27 Juli 2016, Arcandra sudah memegang paspor AS setelah melalui proses naturalisasi, Maret 2012. Ia mendapat paspor AS dengan mengucap sumpah setia kepada Negeri Paman Sam.
Indonesia belum mengakui dwi kewarganegaraan. Akibatnya, secara hukum Arcandra dianggap telah kehilangan status WNI.
medcom.id, Jakarta: Kabar jabatan menteri ESDM akan diisi kalangan politikus semakin kencang pascapemberhentian Arcandra Tahar 20 hari setelah dilantik Presiden Joko Widodo. Isu ini menimbulkan reaksi berbagai pihak karena politikus dinilai memiliki banyak kepentingan.
Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi tak mempermaslahkan siapa yang menduduki kursi menteri, selama berkiblat pada rakyat. Kader partai yang menjadi menteri tak boleh tunduk kepada kepentingan politik.
“Biarkan kader partai taat pada Presiden saja. Kalau kader berhasil akan jadi investasi untuk partai. Ketum tidak perlu mengganggu,” tegas Kristiadi dalam dialog
Prime Time News Metro TV, Kamis 18 Agustus malam.
Jabatan menteri ESDM, kata Kristiadi, memiliki peran penting. Sebab, kebijakan strategis kementerian ini berhubungan dengan banyak aspek yang harus diolah dengan baik. Apalagi, kementerian ini erat dengan aktivitas yang menghabiskan dana besar dan sarat kepentingan.
“Jabatan itu banyak kepentingan, seperti Blok Masela dan Freeport. Menteri dari politisi enggak apa-apa asal dia bisa membebaskan diri dari kepentingan partainya,” tutur Kristiadi.
Presiden Jokowi memberhentikan dengan hormat Arcandra, Senin 15 Agustus. Ia diberhentikan karena memiliki dwi kewarganegaraan, Indonesia dan Amerika Serikat. Sebagai pengganti, Jokowi menunjuk Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebagai pelaksana tugas sampai menteri ESDM definitif dilantik.
Kabar dwi kewarganegaraan Arcandra terkuak sejak 13 Agustus melalui pesan berantai
WhatsApp. Isinya mempertanyakan integritas Arcandra yang dinilai memiliki posisi penting di sektor ESDM, tetapi memiliki kewarganegaraan Amerika.
Saat dilantik Rabu 27 Juli 2016, Arcandra sudah memegang paspor AS setelah melalui proses naturalisasi, Maret 2012. Ia mendapat paspor AS dengan mengucap sumpah setia kepada Negeri Paman Sam.
Indonesia belum mengakui dwi kewarganegaraan. Akibatnya, secara hukum Arcandra dianggap telah kehilangan status WNI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)