Jakarta: Sosialisasi Empat Pilar merupakan bagian dari kontribusi untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan 200 perempuan dari Majelis Taklim Shufuuf Assalam di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis, 16 November 2017.
“Sosialisasi Empat Pilar MPR bekerja sama dengan beragam pihak, kali ini majelis taklim, kemarin dengan ormas Islam dan di berbagai daerah bekerja sama dengan yayasan-yayasan dan lembaga-lembaga pendidikan, juga pondok pesantren,” kata Hidayat.
Kepada para peserta, Hidayat mengungkapkan, upaya sosialisasi Empat Pilar MPR ternyata banyak menimbulkan dampak positif luar biasa, terutama untuk generasi muda bangsa.
Salah satu metode penyampaian Empat Pilar adalah melalui lomba cerdas cermat Empat Pilar untuk pelajar SLTA. Para pelajar SLTA menjadi sangat hafal dan memahami seluruh teks konstitusi Indonesia, serta ketetapan-ketetapan MPR.
“Hal itu sangat luar biasa. Saya rasa dalam Islam para penghafal Alquran biasa disebut hafiz dan hafizah, dalam konstitusi bisa juga disebut para hafiz dan hafizah konstitusi,” pungkas Hidayat.
Jakarta: Sosialisasi Empat Pilar merupakan bagian dari kontribusi untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan 200 perempuan dari Majelis Taklim Shufuuf Assalam di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis, 16 November 2017.
“Sosialisasi Empat Pilar MPR bekerja sama dengan beragam pihak, kali ini majelis taklim, kemarin dengan ormas Islam dan di berbagai daerah bekerja sama dengan yayasan-yayasan dan lembaga-lembaga pendidikan, juga pondok pesantren,” kata Hidayat.
Kepada para peserta, Hidayat mengungkapkan, upaya sosialisasi Empat Pilar MPR ternyata banyak menimbulkan dampak positif luar biasa, terutama untuk generasi muda bangsa.
Salah satu metode penyampaian Empat Pilar adalah melalui lomba cerdas cermat Empat Pilar untuk pelajar SLTA. Para pelajar SLTA menjadi sangat hafal dan memahami seluruh teks konstitusi Indonesia, serta ketetapan-ketetapan MPR.
“Hal itu sangat luar biasa. Saya rasa dalam Islam para penghafal Alquran biasa disebut hafiz dan hafizah, dalam konstitusi bisa juga disebut para hafiz dan hafizah konstitusi,” pungkas Hidayat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)