Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajaran menterinya menurunkan kembali tingkat kemiskinan di Tanah Air. Angka kemiskinan diharapkan turun hingga kisaran 9 persen pada 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Tanah Air per Maret 2021, mencapai 10,14 persen. Skor tersebut lebih tinggi dari periode yang sama di 2020 sekitar 9,78 persen. Bahkan, pada September 2019, jumlah kemiskinan hanya 9,22 persen dari total populasi.
"Arahan Presiden terkait agenda kemiskinan, targetnya di 2022 itu kembali di bawah 10 persen. Di kisaran 8,5 persen-9 persen," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 November 2021.
Sejumlah strategi telah disiapkan pemerintah untuk mencapai target tersebut. Salah satunya, dengan menambah program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa sebesar Rp300 ribu selama 3 bulan.
Bantuan tersebut akan diberikan pada 694 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Selain BLT Desa, bantuan berupa bahan pangan pokok senilai Rp300 ribu akan diberikan melalui program Kartu Sembako.
Baca: Risma Ajak Masyarakat Perangi Kemiskinan dan Kebodohan
Bantuan tersebut akan diberikan selama tiga bulan untuk 1,4 juta KPM. Lebih ambisius lagi, Kepala Negara meminta agar kemiskinan ekstrem turun hingga 0 persen di 2024. Target tersebut sudah dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ini.
"Program sudah berjalan di 35 kabupaten/kota di tujuh provinsi mulai tahun ini. Tahun depan kita lakukan di 212 kabupaten/kota dengan prioritas perluasan dan tingkat kemiskinan ekstrem di angka 3 persen-3,5 persen. Pada 2023-2024 kita sasar 514 kabupaten/kota prioritas dengan target capaian tingkat kemiskinan ekstrem 0 persen," tegas dia.
Jakarta: Presiden
Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajaran menterinya menurunkan kembali tingkat
kemiskinan di Tanah Air. Angka
kemiskinan diharapkan turun hingga kisaran 9 persen pada 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Tanah Air per Maret 2021, mencapai 10,14 persen. Skor tersebut lebih tinggi dari periode yang sama di 2020 sekitar 9,78 persen. Bahkan, pada September 2019, jumlah kemiskinan hanya 9,22 persen dari total populasi.
"Arahan Presiden terkait agenda kemiskinan, targetnya di 2022 itu kembali di bawah 10 persen. Di kisaran 8,5 persen-9 persen," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 November 2021.
Sejumlah strategi telah disiapkan pemerintah untuk mencapai target tersebut. Salah satunya, dengan menambah program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa sebesar Rp300 ribu selama 3 bulan.
Bantuan tersebut akan diberikan pada 694 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Selain BLT Desa, bantuan berupa bahan pangan pokok senilai Rp300 ribu akan diberikan melalui program Kartu Sembako.
Baca:
Risma Ajak Masyarakat Perangi Kemiskinan dan Kebodohan
Bantuan tersebut akan diberikan selama tiga bulan untuk 1,4 juta KPM. Lebih ambisius lagi, Kepala Negara meminta agar kemiskinan ekstrem turun hingga 0 persen di 2024. Target tersebut sudah dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ini.
"Program sudah berjalan di 35 kabupaten/kota di tujuh provinsi mulai tahun ini. Tahun depan kita lakukan di 212 kabupaten/kota dengan prioritas perluasan dan tingkat kemiskinan ekstrem di angka 3 persen-3,5 persen. Pada 2023-2024 kita sasar 514 kabupaten/kota prioritas dengan target capaian tingkat kemiskinan ekstrem 0 persen," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)