Jakarta: Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak memusingkan opini peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA, Toto Izul Fatah. Toto menyebut PPP membutuhkan pemimpin yang mampu memberikan efek elektoral.
“Opini itu bukan survei yang berdasarkan data lapangan,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi (Awiek) saat dikonfirmasi, Rabu, 26 Agustus 2020.
Menurut dia, prediksi itu bukan barang baru. PPP sudah sering diperkirakan tenggelam dalam persaingan kursi legislatif.
“Itu masukan yang tetap kami perhatikan,” ujar anggota Komisi VI DPR itu.
Awiek juga merespons saran Toto menggandeng sosok potensial, yakni Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan pengusaha Sandiaga Uno sebagai pimpinan partai. Dia menegaskan PPP tidak menutup kemungkinan merangkul berbagai sosok termasuk Gatot dan Sandiaga asal mengikuti aturan partai.
“PPP terbuka bagi siapa saja bagi yang memungkinkan masuk (partai),” tutur Awiek.
PPP dinilai membutuhkan pemimpin yang mampu memberikan efek elektoral. Pasalnya, PPP terancam ditinggalkan bila tak punya pemimpin yang berpotensial menjadi magnet publik.
Toto Izul Fatah menyebut partai berlambang Ka'bah menghadapi situasi sulit di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Aneka program dan sistem organisasi dari PPP tak akan banyak membawa efek elektoral jika tak ada figur moncer sebagai pemimpin.
Baca: PPP Butuh Pemimpin yang Mampu Tingkatkan Elektoral
"Rentetan kasus hukum yang telah menyeret beberapa ketua umumnya masuk penjara, membuat PPP kehilangan legitimasi moral untuk jualan program sebagai daya tarik partai," kata Toto.
Dia menyebut ada dua nama yang bisa mengantarkan PPP kembali menjadi partai besar, yakni Gatot Nurmantyo dan Sandiaga Uno. Keduanya dinilai sesuai dengan muruah PPP sebagai partai berbasis Islam.
Jakarta: Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak memusingkan opini peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA, Toto Izul Fatah. Toto menyebut PPP membutuhkan pemimpin yang mampu memberikan efek elektoral.
“Opini itu bukan survei yang berdasarkan data lapangan,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi (Awiek) saat dikonfirmasi, Rabu, 26 Agustus 2020.
Menurut dia, prediksi itu bukan barang baru. PPP sudah sering diperkirakan tenggelam dalam persaingan kursi legislatif.
“Itu masukan yang tetap kami perhatikan,” ujar anggota Komisi VI DPR itu.
Awiek juga merespons saran Toto menggandeng sosok potensial, yakni Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan pengusaha Sandiaga Uno sebagai pimpinan partai. Dia menegaskan PPP tidak menutup kemungkinan merangkul berbagai sosok termasuk Gatot dan Sandiaga asal mengikuti aturan partai.
“PPP terbuka bagi siapa saja bagi yang memungkinkan masuk (partai),” tutur Awiek.
PPP dinilai membutuhkan pemimpin yang mampu memberikan efek elektoral. Pasalnya, PPP terancam ditinggalkan bila tak punya pemimpin yang berpotensial menjadi magnet publik.
Toto Izul Fatah menyebut
partai berlambang Ka'bah menghadapi situasi sulit di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Aneka program dan sistem organisasi dari PPP tak akan banyak membawa efek elektoral jika tak ada figur moncer sebagai pemimpin.
Baca:
PPP Butuh Pemimpin yang Mampu Tingkatkan Elektoral
"Rentetan kasus hukum yang telah menyeret beberapa ketua umumnya masuk penjara, membuat PPP kehilangan legitimasi moral untuk jualan program sebagai daya tarik partai," kata Toto.
Dia menyebut ada dua nama yang bisa mengantarkan PPP kembali menjadi partai besar, yakni Gatot Nurmantyo dan Sandiaga Uno. Keduanya dinilai sesuai dengan muruah PPP sebagai partai berbasis Islam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
