Jakarta: Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan ajakan benci produk luar negeri yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukan berati membenci negara penghasil komoditas. Presiden juga tak bermaksud mengajak Indonesia membenci produk asing secara harfiah.
"'Ayok benci produk asing' jangan dikonotasikan kita harus benci negaranya, atau produknya secara secara harfiah," kata Tenaga Ahli Utama KSP Dany Amrul Ichdan dalam diskusi Crosscheck by Medcom.id dengan tema Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Jakarta, Minggu, 7 Maret 2021.
Dany menjelaskan ajakan Jokowi bagian dari perbaikannya perdagangan Indonesia. Termasuk memperkuat industri lokal.
"Yang disampaikan presiden kemarin untuk kita menggerakkan perubahan fundamental reinventing. Ini semangat heroik untuk memperbaiki fundamental perdagangan kita," jelas Dany.
Baca: Ini Pemicu Jokowi Gaungkan Benci Produk Asing
Ia menyampaikan selama ini sistem perdagangan Tanah Air menganut keunggulan kompetitif. Sistem ini bisa memusnahkan pelaku usaha Tanah Air.
"Karena itu harus ada perubahan fundamental. Ubah kerangka kerjanya," lanjut Dany.
Ia menuturkan kerangka kerja dari keunggulan kompetitif harus diubah menjadi keunggulan kolaborasi. Investor harus melibatkan pelaku usaha dalam negeri dalam segala pembuatan produknya.
"Dengan keunggulan komperatif tadi makanya perlu kita mengajak regulator untuk mereventing kerangka konseptual framework tadi ke keunggulan kolaboratif," ujarnya.
Jakarta: Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan ajakan benci
produk luar negeri yang digaungkan Presiden Joko Widodo (
Jokowi) bukan berati membenci negara penghasil komoditas. Presiden juga tak bermaksud mengajak Indonesia membenci produk asing secara harfiah.
"'Ayok benci produk asing' jangan dikonotasikan kita harus benci negaranya, atau produknya secara secara harfiah," kata Tenaga Ahli Utama KSP Dany Amrul Ichdan dalam diskusi
Crosscheck by Medcom.id dengan tema Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Jakarta, Minggu, 7 Maret 2021.
Dany menjelaskan ajakan Jokowi bagian dari perbaikannya perdagangan Indonesia. Termasuk memperkuat industri lokal.
"Yang disampaikan presiden kemarin untuk kita menggerakkan perubahan fundamental
reinventing. Ini semangat heroik untuk memperbaiki fundamental perdagangan kita," jelas Dany.
Baca:
Ini Pemicu Jokowi Gaungkan Benci Produk Asing
Ia menyampaikan selama ini sistem perdagangan Tanah Air menganut keunggulan kompetitif. Sistem ini bisa memusnahkan pelaku usaha Tanah Air.
"Karena itu harus ada perubahan fundamental. Ubah kerangka kerjanya," lanjut Dany.
Ia menuturkan kerangka kerja dari keunggulan kompetitif harus diubah menjadi keunggulan kolaborasi. Investor harus melibatkan pelaku usaha dalam negeri dalam segala pembuatan produknya.
"Dengan keunggulan komperatif tadi makanya perlu kita mengajak regulator untuk mereventing kerangka konseptual framework tadi ke keunggulan kolaboratif," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)