Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta insan pers senantiasa menaati kode etik jurnalistik dalam melaporkan pemberitaan. Dengan begitu, produk yang dihasilkan baik, objektif, dan bertanggung jawab.
"Cara-cara pemberitaan yang demikian dapat terus dipertahankan dan dikembangkan demi persatuan bangsa, kecerdasan masyarakat, dan kemajuan bersama," ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Sabtu, 24 Juli 2021.
Dia mengatakan pers berperan memberikan kritik membangun kepada pemerintah, meluruskan setiap hoaks, dan disinformasi. Dia menyayangkan masih ada media yang mengabaikan kode etik jurnalistik.
"Bahkan mengamplifikasi informasi yang tidak benar demi meraih clickbait atau umpan klik, misalnya dengan judul berita yang membuat orang tertarik, padahal kontennya berbeda, sehingga ramai beredar tanpa didukung verifikasi dan fakta yang mumpuni," tuturnya.
Ma'ruf menyakini tindakan insan pers tersebut akan memancing kesalahpahaman dan mencipatkan keresahan di tengah masyarakat. Selain itu, dapat memicu perpecahan dan melemahakan eksistensi sebagai pers pemersatu.
Baca: Media di Indonesia Disebut Berperan Penting dalam Konflik Israel-Palestina
Ma'ruf mengatakan pers juga memegang peran krusial sebagai salah satu pilar demokrasi. Peran tersebut kian nyata di tengah pandemi covid-19 untuk menghadirkan beragam fakta dan informasi tepercaya.
Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu meminta insan pers mengedepankan empati terhadap tenaga kesehatan, aparat pelaksana, hingga masyarakat terdampak covid-19. Pers harus terus berjalan agar akses masyarakat terhadap informasi yang aktual, faktual, dan kredibel terus terbuka.
"Kini merupakan waktu bagi kita semua untuk menyatukan langkah dan bahu-membahu mendukung satu sama lain," kata Ma'ruf.
Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta insan
pers senantiasa menaati kode etik jurnalistik dalam melaporkan pemberitaan. Dengan begitu, produk yang dihasilkan baik, objektif, dan bertanggung jawab.
"Cara-cara pemberitaan yang demikian dapat terus dipertahankan dan dikembangkan demi persatuan bangsa, kecerdasan masyarakat, dan kemajuan bersama," ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Sabtu, 24 Juli 2021.
Dia mengatakan pers berperan memberikan kritik membangun kepada pemerintah, meluruskan setiap
hoaks, dan disinformasi. Dia menyayangkan masih ada media yang mengabaikan kode etik jurnalistik.
"Bahkan mengamplifikasi informasi yang tidak benar demi meraih
clickbait atau umpan klik, misalnya dengan judul berita yang membuat orang tertarik, padahal kontennya berbeda, sehingga ramai beredar tanpa didukung verifikasi dan fakta yang mumpuni," tuturnya.
Ma'ruf menyakini tindakan insan pers tersebut akan memancing kesalahpahaman dan mencipatkan keresahan di tengah masyarakat. Selain itu, dapat memicu perpecahan dan melemahakan eksistensi sebagai pers pemersatu.
Baca: Media di Indonesia Disebut Berperan Penting dalam Konflik Israel-Palestina
Ma'ruf mengatakan pers juga memegang peran krusial sebagai salah satu pilar demokrasi. Peran tersebut kian nyata di tengah pandemi covid-19 untuk menghadirkan beragam fakta dan informasi tepercaya.
Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu meminta insan pers mengedepankan empati terhadap tenaga kesehatan, aparat pelaksana, hingga masyarakat terdampak
covid-19. Pers harus terus berjalan agar akses masyarakat terhadap informasi yang aktual, faktual, dan kredibel terus terbuka.
"Kini merupakan waktu bagi kita semua untuk menyatukan langkah dan bahu-membahu mendukung satu sama lain," kata Ma'ruf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)