Jakarta: Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengkritisi pernyataan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra yang mengucapkan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri menggulingkan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Hanta menilai pernyataan tersebut keliru dari segi substansi. Pasalnya, pada saat itu Megawati menggantikan Gus Dur sudah sesuai sistem konstitusi. Dengan kata lain, frasa 'menggulingkan' dinilai tidak tepat.
"Dari segi komunikasi politik, itu juga keliru. Kalau tujuan utamanya adalah ingin mengangkat nama Pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penengah pada masa itu, justru ini malah berbalik merugikan Partai Demokrat kembali," ujar Hanta pada Metro Hari Ini di Metro TV, Rabu, 6 Oktober 2021.
Pernyataan ini diterjemahkan sebagai langkah memperuncing relasi oposisi Partai Demokrat dengan PDIP yang didirikan Megawati. Hal ini juga dinilai bisa menjadi gambaran peta politik Demokrat pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kedepannya, harus berhati-hati dalam membuat statement. Dan diingat lagi, harus hati-hati sebagai kader partai karena pernyataan individu membawa nama besar partai," saran Hanta.
Baca: Kepala Bakomstra Demokrat Minta Maaf Ke Megawati
Sementara itu, Herzaky Mahendra Putra telah menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Dia mengaku salah ucap terkait peralihan pemerintahan dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke Megawati.
"Mohon maaf saya kepleset lidah saat tanya jawab setelah konferensi pers," kata Herzaky saat dihubungi, Rabu, 6 Oktober 2021.
Dia menyampaikan tidak ada maksud menyinggung Megawati. Dia meluruskan pernyataan tersebut.
"Yang saya maksud, Ibu Megawati menggantikan Gus Dur," ungkap dia. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengkritisi pernyataan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP
Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra yang mengucapkan Presiden ke-5
Megawati Soekarnoputri menggulingkan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (
Gus Dur).
Hanta menilai pernyataan tersebut keliru dari segi substansi. Pasalnya, pada saat itu Megawati menggantikan Gus Dur sudah sesuai sistem konstitusi. Dengan kata lain, frasa 'menggulingkan' dinilai tidak tepat.
"Dari segi komunikasi politik, itu juga keliru. Kalau tujuan utamanya adalah ingin mengangkat nama Pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penengah pada masa itu, justru ini malah berbalik merugikan Partai Demokrat kembali," ujar Hanta pada
Metro Hari Ini di Metro TV, Rabu, 6 Oktober 2021.
Pernyataan ini diterjemahkan sebagai langkah memperuncing relasi oposisi Partai Demokrat dengan PDIP yang didirikan Megawati. Hal ini juga dinilai bisa menjadi gambaran peta politik Demokrat pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kedepannya, harus berhati-hati dalam membuat
statement. Dan diingat lagi, harus hati-hati sebagai kader partai karena pernyataan individu membawa nama besar partai," saran Hanta.
Baca:
Kepala Bakomstra Demokrat Minta Maaf Ke Megawati
Sementara itu, Herzaky Mahendra Putra telah menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Dia mengaku salah ucap terkait peralihan pemerintahan dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke Megawati.
"Mohon maaf saya kepleset lidah saat tanya jawab setelah konferensi pers," kata Herzaky saat dihubungi, Rabu, 6 Oktober 2021.
Dia menyampaikan tidak ada maksud menyinggung Megawati. Dia meluruskan pernyataan tersebut.
"Yang saya maksud, Ibu Megawati menggantikan Gus Dur," ungkap dia.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)