Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD (tengah). Foto: Ilham Pratama/Medcom.id
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD (tengah). Foto: Ilham Pratama/Medcom.id

Menkopolhukam: Indonesia Utamakan Soft Diplomacy Soal Uighur

Ilham Pratama Putra • 27 Desember 2019 03:00
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan Indonesia memilih  melakukan diplomasi lunak (soft diplomacy) menanggapi isu etnis Uighur. Sikap responsif tetap ditunjukan tetapi tak merusak hubungan diplomasi dengan Tiongkok.
 
Mahfud menjelaskan, diplomasi lunak ini berarti Indonesia dapat andil dalam kasus tersebut. Namun tidak ikut campur secara langsung yang mengganggu kedaulatan negara lain.
 
"Diplomasi kita bukan diplomasi megafon," kata Mahfud di Bakso Boedjangan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 26 Desember 2019.

Ia mewakili Pemerintah Indonesia sudah bertemu dengan Duta Besar Tiongkok di Jakarta terkait isu ini.  Mahfud menyampaikan  umat Muslim di Indonesia terusik dengan dugaan adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok.
 
"Saya sudah panggil Dubes China. Saya katakan orang Islam Indonesia agak terusik dengan itu," imbuhnya.
 
Mahfud sendiri, sebelumnya kerap berkunjung keTiongkok. Ia melihat kehidupan muslim di ibu kota Beijing sangat dijunjung tinggi dan dihargai. Bahkan banyak perkampungan Muslim dan bertebaran restoran halal.
 
"Kok terjadi di Uighur seperti itu kenapa? Lalu dia (Dubes China) memberi penjelasan Uighur itu apa. Oh kalau begitu kami tidak ikut campur. Ini namanya diplomasi. Diplomasi lunak, bukan diplomasi megafon," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan