Masyarakat bercampur baur dan menari bersama dalam gelaran Tari Yospan Massal di hari bebas kendaraan bermotor di kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu, 1 September 2019. Foto: MI/Susanto
Masyarakat bercampur baur dan menari bersama dalam gelaran Tari Yospan Massal di hari bebas kendaraan bermotor di kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu, 1 September 2019. Foto: MI/Susanto

MUI: Papua Butuh Pendekatan Kearifan Lokal

Antara • 07 September 2019 08:40
Jakarta: Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan pendekatan budaya lokal harus dijalankan di Papua. Langkah ini dipercaya bisa mempererat persatuan kesatuan pascakonflik 
 
"Pendekatan budaya kearifan lokal sangat diperlukan di Papua," kata Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis di Kantor MUI Pusat di Jakarta, Jumat, 6 September 2019.
 
Ia mengatakan semua pihak perlu melakukan pendekatan yang menyentuh nilai-nilai di daerah setempat. Dengan begitu, masyarakat merasa nyaman dan malah menambah persatuan, pertemanan, dan keeratan.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga perlu terus melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Tanah Papua. Ini sesuai dengan misi Presiden Joko Widodo, yakni membangun SDM yang unggul menuju Indonesia maju.
 
Program prioritas yang perlu dilakukan adalah terus mengembangkan pendidikan di daerah Papua. "Baik pada program pendidikan intelektual, skill, atau yang mengarah pada pola pengembangan keindonesiaan," kata dia.
 
Ia optimistis dengan memajukan SDM, percepatan pembangunan di Papua dapat terwujud. "Karena tidak mungkin satu daerah bisa maju hanya dengan kekayaan alamnya. Di mana pun daerah yang maju, itu karena ada SDM yang hebat." 
 
Seperti diketahui, kondisi di Bumi Cenderawasih memanas usai aksi rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 17 Agustus 2019. Demo berujung kerusuhan muncul di Papua dan Papua Barat.
 
Koordinator aksi pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Tri Susanti, ditetapkan sebagai tersangka. Aparatur sipil negara (ASN) Pemerintahan Kota Surabaya Syamsul Arifin juga kena jerat hukum karena melontarkan nada rasis.
 
Di pihak lain, polisi menetapkan aktivis Veronica Koman sebagai tersangka provokator yang menyebabkan kerusuhan di Papua. Lewat akun @veronicakoman, dia menarasikan pemuda Papua terbunuh, ditembak, hingga ajakan Papua merdeka.
 
Polri pun kini memburu dalang aksi massa yang berujung anarkistis di Papua. Pimpinan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) disebut ada di balik kerusuhan itu.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan