medcom.id, Jakarta: Ketua DPP Partai NasDem Bidang Politik Akbar Faizal tak heran nama Jaksa Agung M Prasetyo disebut terlibat dalam kasus korupsi dana bantuan sosial di Sumatra Utara. Mengait-ngaitkan kasus seperti ini sudah biasa di Indonesia. Tudingan ini mengada-ada yang ditujukan pada Partai NasDem.
Akbar Faizal menantang mereka yang menuding Jaksa Agung terlibat menunjukkan bukti. "Saya tahu kok ujungnya ini, mereka mau mengambil posisi Jaksa Agung ini. Karena semua rebutan dan kami tahu karena kan posisi Jaksa Agung posisi strategis," kata Akbar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Saat ini, kata anggota Komisi III ini, Prasetyo sudah mundur dari Partai NasDem. Jika ada yang menginginkan posisi Prasetyo, sebaiknya tak mengganggu Partai NasDem.
"Ambil saja posisi itu bila mau, tapi minta kepada Presiden. Jangan ke NasDemnya dong. Kan Presiden yang tunjuk," kata Akbar.
Akbar menyesalkan tindakan pihak yang menginginkan posisi Jaksa Agung dengan 'menembak' kanan-kiri. Hal seperti ini membuat dunia politik Indonesia tidak sehat.
medcom.id, Jakarta: Ketua DPP Partai NasDem Bidang Politik Akbar Faizal tak heran nama Jaksa Agung M Prasetyo disebut terlibat dalam kasus korupsi dana bantuan sosial di Sumatra Utara. Mengait-ngaitkan kasus seperti ini sudah biasa di Indonesia. Tudingan ini mengada-ada yang ditujukan pada Partai NasDem.
Akbar Faizal menantang mereka yang menuding Jaksa Agung terlibat menunjukkan bukti. "Saya tahu kok ujungnya ini, mereka mau mengambil posisi Jaksa Agung ini. Karena semua rebutan dan kami tahu karena kan posisi Jaksa Agung posisi strategis," kata Akbar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Saat ini, kata anggota Komisi III ini, Prasetyo sudah mundur dari Partai NasDem. Jika ada yang menginginkan posisi Prasetyo, sebaiknya tak mengganggu Partai NasDem.
"Ambil saja posisi itu bila mau, tapi minta kepada Presiden. Jangan ke NasDemnya dong. Kan Presiden yang tunjuk," kata Akbar.
Akbar menyesalkan tindakan pihak yang menginginkan posisi Jaksa Agung dengan 'menembak' kanan-kiri. Hal seperti ini membuat dunia politik Indonesia tidak sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)