medcom.id, Jakarta: Pasangan cagub-cawagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni akan membangun rumah susun (rusun) untuk warga relokasi. Prinsipnya, program yang dinamakan rumah rakyat itu harus terintegrasi dengan lahan usaha warga setempat.
"Artinya rumah rakyat yang terintegrasi, ada tempat mereka bekerja, ada (tempat) jualan, kemudian ada juga sekolah, fasos, faskes dan fasilitas umum yang kami siapkan di sana," kata Sylvi di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Senin (5/12/2016).
Pembangunan rumah rakyat itu tidak bisa dilakukan serta-merta oleh pemerintah saja. Akan tetapi, perlu sinergitas yang didahului proses dialog dengan warga, yang akan direlokasi sejak awal.
"Sehingga akhirnya mereka merasa bahwa program ini memang mereka miliki, mereka punya tanggung jawab, mereka memantau dan melihat step by step-nya. Nah kalau perlu mereka sudah diundi dan mengawasi betul mulai dari membangunnya hingga jadi," ujar Sylvi
Terkait apakah warga harus membayar uang sewa atau tidak setiap bulannya, Sylvi akan membahasnya lebih lanjut. Yang pasti ujar Sylvi, rumah itu akan menjadi milik masing-masing warga.
"Soal menyewa atau gratis, akan kami bahas. Tapi yang pasti mereka akhirnya (akan) memiliki rumah itu," tutur dia.
Sementara itu, Agus menegaskan, pihaknya tidak ingin membuat relokasi pemukiman malah menjadi beban bagi warga terdampak. Dengan analogi ketika seseorang atau satu kelurga dipindahkan dari tempat tinggalnya yang semula dengan dalih penggusuran, ke pemukiman baru yang telah disiapkan yang lebih jauh dari sebelumnya, sama saja membuat warga terusir perlahan dari Ibu Kota.
"Ketika itu juga dia (warga) terputus mata pencahariannya dan mereka tak punya kemampuan untuk bayar uang sewa hingga akhirnya terusir selamanya dari Jakarta. Nah itu yang tak kami harapkan," tandas Agus.
medcom.id, Jakarta: Pasangan cagub-cawagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni akan membangun rumah susun (rusun) untuk warga relokasi. Prinsipnya, program yang dinamakan rumah rakyat itu harus terintegrasi dengan lahan usaha warga setempat.
"Artinya rumah rakyat yang terintegrasi, ada tempat mereka bekerja, ada (tempat) jualan, kemudian ada juga sekolah, fasos, faskes dan fasilitas umum yang kami siapkan di sana," kata Sylvi di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Senin (5/12/2016).
Pembangunan rumah rakyat itu tidak bisa dilakukan serta-merta oleh pemerintah saja. Akan tetapi, perlu sinergitas yang didahului proses dialog dengan warga, yang akan direlokasi sejak awal.
"Sehingga akhirnya mereka merasa bahwa program ini memang mereka miliki, mereka punya tanggung jawab, mereka memantau dan melihat step by step-nya. Nah kalau perlu mereka sudah diundi dan mengawasi betul mulai dari membangunnya hingga jadi," ujar Sylvi
Terkait apakah warga harus membayar uang sewa atau tidak setiap bulannya, Sylvi akan membahasnya lebih lanjut. Yang pasti ujar Sylvi, rumah itu akan menjadi milik masing-masing warga.
"Soal menyewa atau gratis, akan kami bahas. Tapi yang pasti mereka akhirnya (akan) memiliki rumah itu," tutur dia.
Sementara itu, Agus menegaskan, pihaknya tidak ingin membuat relokasi pemukiman malah menjadi beban bagi warga terdampak. Dengan analogi ketika seseorang atau satu kelurga dipindahkan dari tempat tinggalnya yang semula dengan dalih penggusuran, ke pemukiman baru yang telah disiapkan yang lebih jauh dari sebelumnya, sama saja membuat warga terusir perlahan dari Ibu Kota.
"Ketika itu juga dia (warga) terputus mata pencahariannya dan mereka tak punya kemampuan untuk bayar uang sewa hingga akhirnya terusir selamanya dari Jakarta. Nah itu yang tak kami harapkan," tandas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SCI)