Jakarta: Pilot Susi Air Philip Mark Merthens, 37, sudah hampir dua bulan disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Papua. Tak cuma menyandera pilot, KKB membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, menegaskan pihaknya belum akan mengubah strategi dalam upaya pembebasan sandera pilot Susi Air tersebut. Yudo memastikan tetap menggunakan pendekatan persuasif.
“Tentunya saya akan tetap melaksanakan secara persuasif, memanfaatkan tokoh agama, tokoh masyarakat maupun Bupati Nduga untuk bisa dilaksanakan secara persuasif,” ungkap Yudo kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu, 5 April 2023.
Yudo mengatakan pihaknya bisa saja menggunakan operasi militer terhadap KKB. Pasalnya, TNI memiliki peralatan dan personel yang mumpuni untuk menyerang KKB. Namun, TNI tak memilih cara tersebut, khawatir KKB membunuh sandera dan TNI menjadi pihak tertuduh.
“Apabila saya bebaskan dengan cara militer pasti nanti saya sudah monitor dari pembicaraan nanti kalau ketemu TNI bunuh saja ini, tembak saja ini, nah nanti biar TNI yang dituduh membunuh pilot ini. Nah saya enggak mau terjadi seperti itu,” ucap dia.
Yudo mengatakan TNI sudah mengetahui letak penyanderaan pilot Susi Air. Namun, Yudo tak bisa memberikan kepastian waktu kapan pilot tersebut akan dibebaskan.
“Tidak ada tenggat waktu membebaskannya, karena memang tempatnya, ini lain. Jadi penyanderaan ini lain dengan yang lain,” ujar Yudo.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan TNI menyelamatkan pilot Susi Air, Philip Mark Methrens, yang ditahan KKB Papua dengan cara persuasif. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Pertama (Laksma) Kisdiyanto menegaskan pihaknya siap mengikuti kebijakan pemerintah guna menyelamatkan pilot asal Selandia Baru tersebut.
"Apa yang dilakukan TNI adalah mengikuti kebijakan negara atau pemerintah,” tegas Kisdiyanto kepada Media Indonesia, Rabu, 22 Maret 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jakarta: Pilot
Susi Air Philip Mark Merthens, 37, sudah hampir dua bulan disandera kelompok kriminal bersenjata (
KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Papua. Tak cuma menyandera pilot, KKB membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
Panglima
TNI, Laksamana Yudo Margono, menegaskan pihaknya belum akan mengubah strategi dalam upaya pembebasan sandera pilot Susi Air tersebut. Yudo memastikan tetap menggunakan pendekatan persuasif.
“Tentunya saya akan tetap melaksanakan secara persuasif, memanfaatkan tokoh agama, tokoh masyarakat maupun Bupati Nduga untuk bisa dilaksanakan secara persuasif,” ungkap Yudo kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu, 5 April 2023.
Yudo mengatakan pihaknya bisa saja menggunakan operasi militer terhadap KKB. Pasalnya, TNI memiliki peralatan dan personel yang mumpuni untuk menyerang KKB. Namun, TNI tak memilih cara tersebut, khawatir KKB membunuh sandera dan TNI menjadi pihak tertuduh.
“Apabila saya bebaskan dengan cara militer pasti nanti saya sudah monitor dari pembicaraan nanti kalau ketemu TNI bunuh saja ini, tembak saja ini, nah nanti biar TNI yang dituduh membunuh pilot ini. Nah saya enggak mau terjadi seperti itu,” ucap dia.
Yudo mengatakan TNI sudah mengetahui letak penyanderaan pilot Susi Air. Namun, Yudo tak bisa memberikan kepastian waktu kapan pilot tersebut akan dibebaskan.
“Tidak ada tenggat waktu membebaskannya, karena memang tempatnya, ini lain. Jadi penyanderaan ini lain dengan yang lain,” ujar Yudo.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan TNI menyelamatkan pilot Susi Air, Philip Mark Methrens, yang ditahan KKB Papua dengan cara persuasif. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Pertama (Laksma) Kisdiyanto menegaskan pihaknya siap mengikuti kebijakan pemerintah guna menyelamatkan pilot asal Selandia Baru tersebut.
"Apa yang dilakukan TNI adalah mengikuti kebijakan negara atau pemerintah,” tegas Kisdiyanto kepada
Media Indonesia, Rabu, 22 Maret 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)