Jakarta: Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Sukabumi, Jawa Barat, pekan lalu, sedikit berbeda dari biasanya. Mengendarai motor chopper berikut dengan jaket denim bergambar peta Indonesia di bagian depan dan ilustrasi budaya Indonesia di bagian belakang, mantan wali kota Solo itu tampak lebih bergaya.
Namun, di balik desain unik jaket 'Indonesia' yang dibuat oleh Nevertoolavish itu, muncul reaksi negatif warganet yang menyebut Presiden Jokowi bangga mempertontonkan Indonesia 'terbelah' hanya karena peta Indonesia di bagian depan dipisahkan oleh kancing jaket.
Owner Nevertoolavish, Haudy, mengaku tak menyangka desain yang dibuat oleh rekan seniman di bawah naungan Nevertoolavish justru mendapatkan kritikan pedas dari warganet.
"Terus terang enggak kepikiran juga kok orang bisa komentar seperti itu," katanya, dalam Metro Pagi Primetime, Rabu, 11 April 2018.
Meski begitu, Haudy mengatakan tak mau ambil pusing dengan komentar negatif warganet tentang desain jaket Jokowi. Pihaknya tidak akan menanggapi dan lebih memilih fokus pada pekerjaan yang sudah dijalankan.
Namun untuk meredam polemik akibat jaket Jokowi yang dianggap 'memecah belah' bangsa, Haudy menjelaskan alasan mengapa peta Indonesia diletakkan di bagian depan dan harus dipisahkan oleh kancing jaket.
"Rule of term pengerjaan seni lukis jaket memang punya bobot gambar paling banyak di belakang. Berbeda dengan desain kaus yang bobot gambarnya diletakkan di depan," katanya.
Haudy mengungkapkan Jokowi menghendaki jaket yang dibuat Nevertoolavish kental dengan nuansa Indonesia. Karenanya, bagian belakang jaket yang memiliki ruang lebih luas dibuatkan ilustrasi berbagai budaya bangsa secara lebih jelas melalui tulisan Indonesia.
Ia menambahkan, bisa saja peta Indonesia disimpan di belakang namun rasanya tidak mungkin sebab jika demikian bobot desain gambar yang sudah ada di belakang harus dipindahkan ke depan.
"Estetikanya jadi enggak ketemu. Karena kalau tulisan Indonesia (dipindahkan ke depan) akan terbelah juga kecuali kalau untuk baju atau kaus bobot gambarnya bisa di depan, jaket kan berbeda," ungkap Haudy.
Haudy mengatakan Nevertoolavish sudah sangat bangga desainnya bisa dipakai oleh Presiden. Hal itu dirasa jauh lebih penting ketimbang menanggapi komentar negatif warganet.
Ia juga menyebut konsep yang dibuat sudah melalui berbagai proses termasuk meminta masukan dari Presiden langsung. Hasilnya Presiden langsung suka dan hampir tidak ada revisi sama sekali.
"Saya enggak terlalu memikirkan karena komentar positifnya lebih banyak. Kami fokus saja dengan kerja seni yang sudah kami lakukan dan tetap berkarja," jelas dia.
Jakarta: Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Sukabumi, Jawa Barat, pekan lalu, sedikit berbeda dari biasanya. Mengendarai motor chopper berikut dengan jaket denim bergambar peta Indonesia di bagian depan dan ilustrasi budaya Indonesia di bagian belakang, mantan wali kota Solo itu tampak lebih bergaya.
Namun, di balik desain unik jaket 'Indonesia' yang dibuat oleh Nevertoolavish itu, muncul reaksi negatif warganet yang menyebut Presiden Jokowi bangga mempertontonkan Indonesia 'terbelah' hanya karena peta Indonesia di bagian depan dipisahkan oleh kancing jaket.
Owner Nevertoolavish, Haudy, mengaku tak menyangka desain yang dibuat oleh rekan seniman di bawah naungan Nevertoolavish justru mendapatkan kritikan pedas dari warganet.
"Terus terang enggak kepikiran juga kok orang bisa komentar seperti itu," katanya, dalam
Metro Pagi Primetime, Rabu, 11 April 2018.
Meski begitu, Haudy mengatakan tak mau ambil pusing dengan komentar negatif warganet tentang desain jaket Jokowi. Pihaknya tidak akan menanggapi dan lebih memilih fokus pada pekerjaan yang sudah dijalankan.
Namun untuk meredam polemik akibat jaket Jokowi yang dianggap 'memecah belah' bangsa, Haudy menjelaskan alasan mengapa peta Indonesia diletakkan di bagian depan dan harus dipisahkan oleh kancing jaket.
"Rule of term pengerjaan seni lukis jaket memang punya bobot gambar paling banyak di belakang. Berbeda dengan desain kaus yang bobot gambarnya diletakkan di depan," katanya.
Haudy mengungkapkan Jokowi menghendaki jaket yang dibuat Nevertoolavish kental dengan nuansa Indonesia. Karenanya, bagian belakang jaket yang memiliki ruang lebih luas dibuatkan ilustrasi berbagai budaya bangsa secara lebih jelas melalui tulisan Indonesia.
Ia menambahkan, bisa saja peta Indonesia disimpan di belakang namun rasanya tidak mungkin sebab jika demikian bobot desain gambar yang sudah ada di belakang harus dipindahkan ke depan.
"Estetikanya jadi enggak ketemu. Karena kalau tulisan Indonesia (dipindahkan ke depan) akan terbelah juga kecuali kalau untuk baju atau kaus bobot gambarnya bisa di depan, jaket kan berbeda," ungkap Haudy.
Haudy mengatakan Nevertoolavish sudah sangat bangga desainnya bisa dipakai oleh Presiden. Hal itu dirasa jauh lebih penting ketimbang menanggapi komentar negatif warganet.
Ia juga menyebut konsep yang dibuat sudah melalui berbagai proses termasuk meminta masukan dari Presiden langsung. Hasilnya Presiden langsung suka dan hampir tidak ada revisi sama sekali.
"Saya enggak terlalu memikirkan karena komentar positifnya lebih banyak. Kami fokus saja dengan kerja seni yang sudah kami lakukan dan tetap berkarja," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)