Jakarta: Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri mengaku sangat setuju Bupati Jepara periode 1549-1579, Ratu Kalinyamat, dijadikan pahlawan nasional. Sebab, kontribusi Ratu Kalinyamat sangat besar dalam memperkuat kemaritiman Indonesia saat dijajah.
"Saya setuju banget kalau nama beliau dijadikan pahlawan. Ini bukan saya subjektivitas dengan perempuan tapi sebagai presiden menjadi pahwlawan enggak gampang," ujar Mega dalam Forum Diskusi Denpasar 12, berjudul Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara, secara virtual, Kamis, 11 Agustus 2022.
Mega menjelaskan salah satu yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, ialah adanya saksi hidup. Ia pribadi mulai mengenal nama Ratu Kalinyamat ketika menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah.
Ia menyebut semasa hidupnya Ratu Kalinyamat memiliki kekuatan yang besar. Bahkan, Ratu Kalinyamat sempat memerintahkan untuk membuat kapal perang guna memperkuat pertahanan maritim.
"Bisa menyuruh membuat kapal perang loh. Pada 1551, untuk bantu Sultan Johor di malaka, Sulatan Ternate, Sultan Hitu, terus sultan Aceh ketika 1574," jelas Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu.
Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame. Hal itu mengartikan Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.
"Coba bayangkan, duh orang penjajah mengakui kok kitanya sendiri ya ndak. Jadi saya setuju banget," jelas Megawati.
Megawati kemudian menyinggung juga sosok laksamana perempuan pemberani dari Bumi Serambi Mekah, Aceh. Laksamana Malahayati, mampu mengalahkan Cornelis de Houtman melalui duel satu lawan satu. Lalu, ketegasan yang tidak tertandingi Ratu Shima di Kerajaan Kalingga di Pantai Utara Jawa.
"Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati dan Ratu Shima hanyalah sedikit contoh, betapa Nusantara begitu kaya dengan tokoh-tokoh Maritim, dan banyak di antaranya adalah tokoh perempuan," kata Megawati.
Jakarta: Presiden ke-5 Indonesia
Megawati Soekarnoputri mengaku sangat setuju Bupati Jepara periode 1549-1579, Ratu Kalinyamat, dijadikan pahlawan nasional. Sebab, kontribusi Ratu Kalinyamat sangat besar dalam memperkuat kemaritiman Indonesia saat dijajah.
"Saya setuju banget kalau nama beliau dijadikan pahlawan. Ini bukan saya subjektivitas dengan perempuan tapi sebagai presiden menjadi pahwlawan enggak gampang," ujar Mega dalam Forum Diskusi Denpasar 12, berjudul Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara, secara virtual, Kamis, 11 Agustus 2022.
Mega menjelaskan salah satu yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, ialah adanya saksi hidup. Ia pribadi mulai mengenal nama
Ratu Kalinyamat ketika menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah.
Ia menyebut semasa hidupnya Ratu Kalinyamat memiliki kekuatan yang besar. Bahkan, Ratu Kalinyamat sempat memerintahkan untuk membuat kapal perang guna memperkuat pertahanan maritim.
"Bisa menyuruh membuat kapal perang loh. Pada 1551, untuk bantu Sultan Johor di malaka, Sulatan Ternate, Sultan Hitu, terus sultan Aceh ketika 1574," jelas Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu.
Bahkan Portugis mencatatnya sebagai
rainha de Japara,
senhora poderosa e rica,
de kranige Dame. Hal itu mengartikan Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.
"Coba bayangkan,
duh orang penjajah mengakui
kok kitanya sendiri ya
ndak. Jadi saya setuju banget," jelas Megawati.
Megawati kemudian menyinggung juga sosok laksamana perempuan pemberani dari Bumi Serambi Mekah, Aceh. Laksamana Malahayati, mampu mengalahkan Cornelis de Houtman melalui duel satu lawan satu. Lalu, ketegasan yang tidak tertandingi Ratu Shima di Kerajaan Kalingga di Pantai Utara Jawa.
"
Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati dan Ratu Shima hanyalah sedikit contoh, betapa Nusantara begitu kaya dengan tokoh-tokoh Maritim, dan banyak di antaranya adalah tokoh perempuan," kata Megawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)