Jakarta: Dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) terkait calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 disebut belum solid. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mendeklarasikan dukungan ke Ganjar Pranowo.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai sikap itu berbeda dengan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno. Jamiluddin mengatakan dukungan terkait pencalonan Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir masih sebatas wacana.
“Zulhas memang pernah menyatakan mendukung Ganjar Pranowo-Erick Thohir. Namun dukungan itu didasarkan dari banyaknya dukungan dari DPW PAN. Zulhas tidak menyatakan dukungan itu hasil keputusan DPP PAN,” kata Jamiluddin saat dikonfirmasi, Jumat, 9 Desember 2022.
Menurut dia, wajar jika keputusan PAN belum mengerucut soal capres dan cawapres untuk Pilpres 2024. Sehingga, banyak akar rumput yang menyuarakan dukungan ke calon presiden lain, seperti Anies Baswedan.
Jamiluddin menilai pernyataan Sekjen PAN tampaknya untuk menegaskan pernyataan Zulhas terkait dukungan ke Ganjar-Erick. “Harapannya agar masyarakat tidak salah memahami maksud pernyataan ketumnya,” kata dia.
Di sisi lain, dia menilai PAN dalam posisi dilematis terkait mengusung capres. Sebab, elite PAN terkesan mengusung Ganjar, namun keinginan itu dianggap tak etis. Pasalnya, Ganjar merupakan kader PDIP.
Sementara itu, dia melihat akar rumput PAN tak sedikit yang melirik tokoh lain, seperti Anies Baswedan. Hal ini mesti menjadi perhatian serius partai politik itu.
“Perbedaan keinginan itu kiranya harus menjadi perhatian serius elit PAN. Salah memutuskan akan dapat berbahaya bagi keutuhan PAN,” kata dia.
Jika tak dipikirkan matang, Jamiluddin khawatir ada penolakan dari akar rumput. Hal tersebut berisiko besar bagi PAN, karena peluang masuk ke Senayan semakin menipis.
Ujungnya, kata Jamiluddin, elite PAN mesti memilih memaksakan Ganjar atau ditinggal akar rumput, atau memilih Anies untuk membuka jalan menuju Senayan. Dia menilai pilihan itu menyulitkan elite PAN untuk memutuskan capres yang akan diusung.
“Tapi PAN memang harus memutuskan Ganjar atau Anies yang akan diusung dengan segala kemungkinan risikonya,” tutupnya.
Jakarta: Dukungan Partai Amanat Nasional (
PAN) terkait calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 disebut belum solid. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mendeklarasikan dukungan ke Ganjar Pranowo.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai sikap itu berbeda dengan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno. Jamiluddin mengatakan dukungan terkait pencalonan Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir masih sebatas wacana.
“Zulhas memang pernah menyatakan mendukung Ganjar Pranowo-Erick Thohir. Namun dukungan itu didasarkan dari banyaknya dukungan dari DPW PAN. Zulhas tidak menyatakan dukungan itu hasil keputusan DPP PAN,” kata Jamiluddin saat dikonfirmasi, Jumat, 9 Desember 2022.
Menurut dia, wajar jika keputusan PAN belum mengerucut soal capres dan cawapres untuk
Pilpres 2024. Sehingga, banyak akar rumput yang menyuarakan dukungan ke calon presiden lain, seperti Anies Baswedan.
Jamiluddin menilai pernyataan Sekjen PAN tampaknya untuk menegaskan pernyataan Zulhas terkait dukungan ke Ganjar-Erick. “Harapannya agar masyarakat tidak salah memahami maksud pernyataan ketumnya,” kata dia.
Di sisi lain, dia menilai PAN dalam posisi dilematis terkait mengusung capres. Sebab, elite PAN terkesan mengusung Ganjar, namun keinginan itu dianggap tak etis. Pasalnya, Ganjar merupakan kader PDIP.
Sementara itu, dia melihat akar rumput PAN tak sedikit yang melirik tokoh lain, seperti Anies Baswedan. Hal ini mesti menjadi perhatian serius partai politik itu.
“Perbedaan keinginan itu kiranya harus menjadi perhatian serius elit PAN. Salah memutuskan akan dapat berbahaya bagi keutuhan PAN,” kata dia.
Jika tak dipikirkan matang, Jamiluddin khawatir ada penolakan dari akar rumput. Hal tersebut berisiko besar bagi PAN, karena peluang masuk ke Senayan semakin menipis.
Ujungnya, kata Jamiluddin, elite PAN mesti memilih memaksakan Ganjar atau ditinggal akar rumput, atau memilih
Anies untuk membuka jalan menuju Senayan. Dia menilai pilihan itu menyulitkan elite PAN untuk memutuskan capres yang akan diusung.
“Tapi PAN memang harus memutuskan Ganjar atau Anies yang akan diusung dengan segala kemungkinan risikonya,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)