Jakarta: Lembaga survei Poltracking Indonesia memotret tipe-tipe pemilih dalam Pemilu 2024. Tipe pemilih rasional mendominasi jawaban responden.
"(Sebanyak) 30,7 persen responden adalah tipe pemilih rasional," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam rilis survei di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Juni 2022.
Hanta mengatakan angka tersebut terdiri dari tiga indikator. Pertama, memilih pemimpin berdasarkan kinerja dan pengalaman kandidat sebesar 14,6 persen; kualitas/kompetensi kandidat 9,1 persen; dan visi-misi serta program kandidat 7 persen.
"Selanjutnya, 25,2 persen responden adalah pemilih tipe sosiologis," papar dia.
Hanta memerinci 13,3 persen responden tipe sosiologis melihat agama kandidat pemimpin. Kemudian, 6,1 persen karena asal daerah kandidat dan 5,8 persen responden melihat suku bangsa atau etnis kandidat.
Baca: Elektabilitas Cawapres, Sandiaga 18,2% dan Erick Thohir 16%
Sementara itu, 20,7 persen responden merupakan pemilih tipe psikologis. Rinciannya, 15,9 persen responden melihat karakter personal kandidat.
"Apakah sosok itu tegas, santun, dan lain sebagainya," jelas Hanta.
Hanta menyebut 3,7 persen responden melihat jenis kelamin kandidat. Kemudian, 0,6 persen responden melihat penampilan fisik kandidat.
"Lalu 0,5 responden melihat usia kandidat apakah muda atau cukup tua atau berpengalaman," tutur dia.
Survei dilakukan pada 16 Mei hingga 22 Mei 2022 dan melibatkan 1.220 responden. Responden dipilih menggunakan metode multistage random sampling.
Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.
Jakarta: Lembaga survei Poltracking Indonesia memotret tipe-tipe pemilih dalam
Pemilu 2024. Tipe pemilih rasional mendominasi jawaban responden.
"(Sebanyak) 30,7 persen responden adalah tipe pemilih rasional," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam rilis survei di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Juni 2022.
Hanta mengatakan angka tersebut terdiri dari tiga indikator. Pertama, memilih pemimpin berdasarkan kinerja dan pengalaman kandidat sebesar 14,6 persen; kualitas/kompetensi kandidat 9,1 persen; dan visi-misi serta program kandidat 7 persen.
"Selanjutnya, 25,2 persen responden adalah pemilih tipe sosiologis," papar dia.
Hanta memerinci 13,3 persen responden tipe sosiologis melihat agama kandidat
pemimpin. Kemudian, 6,1 persen karena asal daerah kandidat dan 5,8 persen responden melihat suku bangsa atau etnis kandidat.
Baca:
Elektabilitas Cawapres, Sandiaga 18,2% dan Erick Thohir 16%
Sementara itu, 20,7 persen responden merupakan
pemilih tipe psikologis. Rinciannya, 15,9 persen responden melihat karakter personal kandidat.
"Apakah sosok itu tegas, santun, dan lain sebagainya," jelas Hanta.
Hanta menyebut 3,7 persen responden melihat jenis kelamin kandidat. Kemudian, 0,6 persen responden melihat penampilan fisik kandidat.
"Lalu 0,5 responden melihat usia kandidat apakah muda atau cukup tua atau berpengalaman," tutur dia.
Survei dilakukan pada 16 Mei hingga 22 Mei 2022 dan melibatkan 1.220 responden. Responden dipilih menggunakan metode
multistage random sampling.
Survei ini memiliki
margin of error kurang lebih 2,9 persen. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)