Jakarta: Setiap partai politik diwajibkan memenuhi keterwakilan perempuan minimal 30 persen dari daftar calon legislatif. Syarat ini ternyata sulit diwujudkan.
"Memang itu (keterwakilan perempuan) tidak gampang dan kita sudah coba," kata Wakil Ketua Komisi II Saan Mustopa dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Perludem di Jakarta, Minggu, 7 Juni 2020.
Wakil Ketua Fraksi NasDem itu menceritakan pengalamanya pada Pemilu 2019. Dia mengaku kesulitan memenuhi kuota 30 persen keterlibatan perempuan untuk 15 daerah pemilihan (dapil) pada Pemilu 2019.
"Saya sebagai pimpinan partai di tingkat provinsi untuk mengisi15 dapil provinsi di Jawa Barat terkait keterwakilan perempuan itu pun susahnya setengah mati juga," sebut dia.
Berbagai tawaran sudah diajukan NasDem. Bahkan, partai besutan Surya Paloh itu menawarkan nomor urut satu kepada pihak perempuan yang ingin mendaftar sebagai caleg melalui NasDem.
"Kita banyak memberi ruang dan bahkan memberi nomor urut 1 dan 2 jadi tidak hanya sebagai pelengkap. Ketika susah jadi hanya mengisi persyaratan dari KPU," sebut dia.
Meski mengalami kesulitan, NasDem berhasil memenuhi syarat tersebut. Tingkat caleg perempuan NasDem yang lolos ke DPR bahkan mencapai 32,2 persen.
"Keterwakilan perempuan di Nasdem di DPR itu termasuk yang banyak bahkan lebih dari 30 persen," kata dia.
Saan berharap berbagai pihak dapat memancing minat kelompok perempuan terjun ke dunia politik. Sehingga, partisipasi perempuan meningkat pada masa akan datang.
"Sebanyak mungkin memberikan kesadaran politik pada perempuan agar bisa terlibat dan mau menjadi calon," ujar dia.
Jakarta: Setiap partai politik diwajibkan memenuhi keterwakilan perempuan minimal 30 persen dari daftar calon legislatif. Syarat ini ternyata sulit diwujudkan.
"Memang itu (keterwakilan perempuan) tidak gampang dan kita sudah coba," kata Wakil Ketua Komisi II Saan Mustopa dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Perludem di Jakarta, Minggu, 7 Juni 2020.
Wakil Ketua Fraksi NasDem itu menceritakan pengalamanya pada Pemilu 2019. Dia mengaku kesulitan memenuhi kuota 30 persen keterlibatan perempuan untuk 15 daerah pemilihan (dapil) pada Pemilu 2019.
"Saya sebagai pimpinan partai di tingkat provinsi untuk mengisi15 dapil provinsi di Jawa Barat terkait keterwakilan perempuan itu pun susahnya setengah mati juga," sebut dia.
Berbagai tawaran sudah diajukan NasDem. Bahkan, partai besutan Surya Paloh itu menawarkan nomor urut satu kepada pihak perempuan yang ingin mendaftar sebagai caleg melalui NasDem.
"Kita banyak memberi ruang dan bahkan memberi nomor urut 1 dan 2 jadi tidak hanya sebagai pelengkap. Ketika susah jadi hanya mengisi persyaratan dari KPU," sebut dia.
Meski mengalami kesulitan, NasDem berhasil memenuhi syarat tersebut. Tingkat caleg perempuan NasDem yang lolos ke DPR bahkan mencapai 32,2 persen.
"Keterwakilan perempuan di Nasdem di DPR itu termasuk yang banyak bahkan lebih dari 30 persen," kata dia.
Saan berharap berbagai pihak dapat memancing minat kelompok perempuan terjun ke dunia politik. Sehingga, partisipasi perempuan meningkat pada masa akan datang.
"Sebanyak mungkin memberikan kesadaran politik pada perempuan agar bisa terlibat dan mau menjadi calon," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)