Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan pemulihan ekonomi nasional tidak akan menggeser target pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs). Indonesia bertekad menjadi yang terdepan dalam pencapaian SDGs.
“SDGs merupakan komitmen global, menjadi semakin penting untuk menjadi panduan, kerangka, dan agenda bersama yang inklusif dan berkelanjutan demi menyelamatkan generasi hari ini maupun generasi masa depan,” kata Ma’ruf saat membuka Indonesia’s SDGs Annual Conference 2021 secara virtual, Selasa, 23 November 2021.
Menurut dia, pemerintah sedang fokus mempercepat pencapaian tujuan pertama SDGs, yakni mengentaskan kemiskinan ekstrem. Walaupun ditargetkan dicapai pada 2030, Presiden Joko Widodo ingin kemiskinan ekstrem dituntaskan lebih awal, yaitu pada 2024.
Baca: Wapres Minta Santripreneur Berdayakan Ekonomi di Lingkungan Pesantren
Tujuan kedua SDGs, yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan, turut dikerjakan. Selain itu, pemerintah berupaya menurunkan angka prevalensi stunting dari 27,9 persen pada 2019 menjadi 14 persen pada 2024.
Ma’ruf menegaskan pemerintah memegang prinsip inklusivitas dalam mencapai SDG. Perbaikan kualitas hidup harus dirasakan semua orang.
“Sehingga tidak ada satu pun orang, wilayah, ataupun negara yang tertinggal,” jelas dia.
Presidensi G20 Indonesia, kata dia, menjadi momentum yang baik untuk mengusung agenda strategis di tingkat global, termasuk dalam pencapaian SDGs. Pasalnya, kolaborasi dibutuhkan untuk membumikan SDGs ke dalam aksi-aksi nyata yang menyentuh kebutuhan masyarakat.
"Sekaligus menyeimbangkan aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola yang merupakan empat pilar utama dalam tujuan pembangunan berkelanjutan. Kita perlu terus mendorong peran dari multipihak, seperti dunia usaha dan industri, filantropi, pakar dan akademisi, organisasi kemasyarakatan, maupun media,” ujar dia.
Namun, Ma’ruf mengakui aspek pembiayaan menjadi kunci pencapaian SDGs. Hal ini diperlukan, mengingat kesiapan dan respons setiap negara yang berbeda, khususnya antara negara maju dan negara berkembang.
“Untuk itu, pencapaian masing-masing tujuan pembangunan berkelanjutan harus dilakukan secara terukur dan terarah, serta disesuaikan dengan konteks Indonesia,” jelas Ma'ruf.
Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan
pemulihan ekonomi nasional tidak akan menggeser target pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau
sustainable development goals (
SDGs). Indonesia bertekad menjadi yang terdepan dalam pencapaian SDGs.
“SDGs merupakan komitmen global, menjadi semakin penting untuk menjadi panduan, kerangka, dan agenda bersama yang inklusif dan berkelanjutan demi menyelamatkan generasi hari ini maupun generasi masa depan,” kata
Ma’ruf saat membuka Indonesia’s SDGs Annual Conference 2021 secara virtual, Selasa, 23 November 2021.
Menurut dia, pemerintah sedang fokus mempercepat pencapaian tujuan pertama SDGs, yakni mengentaskan kemiskinan ekstrem. Walaupun ditargetkan dicapai pada 2030, Presiden Joko Widodo ingin kemiskinan ekstrem dituntaskan lebih awal, yaitu pada 2024.
Baca:
Wapres Minta Santripreneur Berdayakan Ekonomi di Lingkungan Pesantren
Tujuan kedua SDGs, yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan, turut dikerjakan. Selain itu, pemerintah berupaya menurunkan angka prevalensi stunting dari 27,9 persen pada 2019 menjadi 14 persen pada 2024.
Ma’ruf menegaskan pemerintah memegang prinsip inklusivitas dalam mencapai SDG. Perbaikan kualitas hidup harus dirasakan semua orang.
“Sehingga tidak ada satu pun orang, wilayah, ataupun negara yang tertinggal,” jelas dia.
Presidensi G20 Indonesia, kata dia, menjadi momentum yang baik untuk mengusung agenda strategis di tingkat global, termasuk dalam pencapaian SDGs. Pasalnya, kolaborasi dibutuhkan untuk membumikan SDGs ke dalam aksi-aksi nyata yang menyentuh kebutuhan masyarakat.
"Sekaligus menyeimbangkan aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola yang merupakan empat pilar utama dalam tujuan pembangunan berkelanjutan. Kita perlu terus mendorong peran dari multipihak, seperti dunia usaha dan industri, filantropi, pakar dan akademisi, organisasi kemasyarakatan, maupun media,” ujar dia.
Namun, Ma’ruf mengakui aspek pembiayaan menjadi kunci pencapaian SDGs. Hal ini diperlukan, mengingat kesiapan dan respons setiap negara yang berbeda, khususnya antara negara maju dan negara berkembang.
“Untuk itu, pencapaian masing-masing tujuan pembangunan berkelanjutan harus dilakukan secara terukur dan terarah, serta disesuaikan dengan konteks Indonesia,” jelas Ma'ruf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)