Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berfoto bersama pimpinan Ormas, Jumat (12/2/2016). Foto: MTVN/M Rodhi Aulia
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berfoto bersama pimpinan Ormas, Jumat (12/2/2016). Foto: MTVN/M Rodhi Aulia

Menhan: Perang ke Depan Adalah Perang Cuci Otak

M Rodhi Aulia • 12 Februari 2016 11:53
medcom.id, Jakarta: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan tantangan bangsa ke depan adalah menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa. Dan tantangan tersebut semakin kompleks. 
 
Pensiunan tentara berpangkat jenderal ini menuturkan, setiap menteri pertahanan di negara manapun sangat menyadari peliknya menjaga kedaulatan bangsa. Bahkan, para menhan di setiap negara sudah pasti menyiapkan berbagai strategi perang. 
 
Apalagi di era globalisasi saat ini, semua negara saling berebut pengaruh. "Dan perang enggak melulu pakai alutsista (alat utama sistem persenjataan). Tapi juga strategi cuci otak," kata Ryamizard dalam sambutannya pada acara penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Pertahanan dengan Organisasi Kemasyarakatan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (12/2/2016).

Ancaman teroris yang nampak di depan mata, jadi salah satu upaya atau taktik perang cuci otak. Mereka yang rentan terkena adalah yang tidak memiliki pemahaman terhadap bangsa dan negara. Terutama pemersatu bangsa, yaitu Pancasila.
 
"Kalau dia tidak mengerti, dia tidak bangga. Kalau tidak bangga, dia tidak cinta dan tidak akan buat yang terbaik rela berkorban buat bangsa ini," ungkap dia.
 
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini mencontohkan sejumlah negara di Timur Tengah yang terus bergejolak. Bahkan sejumlah negara itu terkoyak-koyak dan tidak sedikit warga negaranya terombang-ambing mencari tempat kehidupan yang baru dan aman.
 
Ryamizard berharap bangsa Indonesia tidak mudah terpengaruh atau menerima ideologi selain Pancasila. Karena Pancasila sudah tidak bisa ditawar lagi dengan ideologi apa pun.
 
"Kita jangan salahkan komunis (di Tiongkok) dan liberal (di Amerika Serikat). Masing-masing sudah ada tempatnya di situ. Tapi, komunis dan liberal di sini enggak cocok. Kita Pancasila. Kalau bubar Pancasila, bubar Indonesia," beber Ryamizard.
 
"Dengan Komunis aja, Tiongkok besar. Kita begini-begini saja. Liberal saja, Amerika besar, bisa sampai ke bulan. Kita begini-begini saja. Yang enggak paham, (pasti katakan) iya juga ya. Pancasila dan NKRI harga mati. Itu titik. Jangan diutak-atik lagi," tegas dia.
 
Dengan demikian, program bela negara yang kini jadi program pemerintah harus digalakkan hingga ke seluruh lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Mulai dari lingkungan terkecil hingga yang terbesar.
 
Target bela negara menggaet 100 juta orang militan yang mau menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa ini. Ryamizard mengimbau agar tidak ada satu negara pun yang mengusik ideologi dan budaya yang sudah tertanam di Indonesia.
 
"Kita tidak pernah ikut campur urusan negara orang lain. Kita minta juga negara lain jangan ikut campur urusan negara kita. Kalau ikut campur kita tidak berdaulat lagi," tukas dia.
 
Dalam kesempatan ini, Ryamizard menggandeng sejumlah ormas untuk menyebarkan semangat bela negara. Ryamizard meminta sejumlah ormas ini untuk menjadi duta bela negara di wilayahnya masing-masing.
 
Ormas ini adalah Persatuan seniman Komedia Indonesia, Bandung Karate Club, Jurnal Patroli News, Senkom Mitra Polri, Jaringan Aksi Perubahan Indonesia, Komunitas Historia Indonesia, Barisan Patriot Bela Negara, Ikatan Kebangsaan dan Bela Negara, dan Bikers Brotherhood MC Indonesia.
 
Selain itu ada juga Indonesia Genetic Working Group, Peduli Lingkungan Hidup, Perjuangan Bela Negara, Paguyuban Sundawi Wirabuana, KNPI, BP Silatnas Raja-Sultan Nusantara, Laskar Merah Putih, Dharma Wanita Persatuan, Lembaga Indonesia Cerdas, Garda tipikor, PKBI Indramayu, Ikatan Pesantren Indonesia, Rumah Cinta Bela Negara, Bumi Dega Sunda Academy, dan Silat Sunda Institute.
 
"Saya menyadari kesadaran bela negara tidak tumbuh dengan sendirinya, tapi harus ada upaya agar bisa tumbuh. Bila nilai-nilai Pancasila tertanam di hati kita akan sulit dipengaruhi ideologi asing. Contoh bom bunuh diri, tidak ada di budaya kita dan budaya Islam juga," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan