Pilih Beri Pangkat Kehormatan ke Prabowo Ketimbang Membereskan Harga Beras, Jokowi Dikritik
Fachri Audhia Hafiez • 28 Februari 2024 12:23
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikritik karena memberikan pangkat kehormatan jenderal bintang empat untuk Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Kepala Negara mestinya membereskan persoalan harga beras yang menanjak.
"Rakyat yang saat ini sedang mengalami kesulitan ekonomi serius, karena naiknya harga beras dan harga-harga sembako lainnya, bukan mengambil langkah politik untuk memberikan bintang kehormatan," kata Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan melalui keterangan tertulis, Rabu, 28 Februari 2024.
Halili menduga pemberian pangkat itu untuk kepentingan politik. Jokowi diyakini menanam jasa ke Prabowo bila resmi terpilih sebagai presiden.
"Untuk kepentingan politik, yaitu 'menanam' jasa kepada Prabowo yang diproyeksikan oleh Joko Widodo menjadi Presiden RI selanjutnya," ucap Halili.
Halili menuturkan pemberian pangkat itu juga bermasalah. Hal ini melihat posisi Prabowo yang pensiun dari dinas kemiliteran karena diberhentikan melalui KEP/03/VIII/1998/DKP dan Keppres No. 62 Tahun 1998, bukan karena memasuki usia pensiun.
"Dengan demikian, keabsahan pemberian bintang kehormatan itu problematik. Sebuah kontradiksi jika sosok yang diberhentikan dari dinas kemiliteran kemudian dianugerahi gelar kehormatan kemiliteran," ujar Halili.
Presiden Jokowi menyematkan langsung tanda pangkat kehormatan tersebut kepada Prabowo dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta. Prabowo merupakan seorang purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir jenderal bintang tiga/letnan jenderal.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikritik karena memberikan pangkat kehormatan jenderal bintang empat untuk Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Kepala Negara mestinya membereskan persoalan harga beras yang menanjak.
"Rakyat yang saat ini sedang mengalami kesulitan ekonomi serius, karena naiknya harga beras dan harga-harga sembako lainnya, bukan mengambil langkah politik untuk memberikan bintang kehormatan," kata Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan melalui keterangan tertulis, Rabu, 28 Februari 2024.
Halili menduga pemberian pangkat itu untuk kepentingan politik. Jokowi diyakini menanam jasa ke Prabowo bila resmi terpilih sebagai presiden.
"Untuk kepentingan politik, yaitu 'menanam' jasa kepada Prabowo yang diproyeksikan oleh Joko Widodo menjadi Presiden RI selanjutnya," ucap Halili.
Halili menuturkan pemberian pangkat itu juga bermasalah. Hal ini melihat posisi Prabowo yang pensiun dari dinas kemiliteran karena diberhentikan melalui KEP/03/VIII/1998/DKP dan Keppres No. 62 Tahun 1998, bukan karena memasuki usia pensiun.
"Dengan demikian, keabsahan pemberian bintang kehormatan itu problematik. Sebuah kontradiksi jika sosok yang diberhentikan dari dinas kemiliteran kemudian dianugerahi gelar kehormatan kemiliteran," ujar Halili.
Presiden Jokowi menyematkan langsung tanda pangkat kehormatan tersebut kepada Prabowo dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta. Prabowo merupakan seorang purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir jenderal bintang tiga/letnan jenderal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)