Jakarta: Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Max Sopacua, membantah pihaknya ingin menghancurkan partai. Max menyebut Partai Demokrat mulai hancur sejak perkara kasus korupsi pembangunan Sport Center Hambalang terjadi.
"Proyek ini (pembangunan Sport Center Hambalang) adalah bagian merontokkan elektabilitas PD ketika peristiwa itu terjadi," kata Max dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 25 Maret 2021.
Anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014 itu menyebut kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak paham sejarah. Mereka dinilai tidak pernah menyinggung kasus korupsi yang merugikan negara hingga Rp463,66 miliar itu sebagai faktor lunturnya magnet Demokrat di tengah masyarakat.
"Kalau dia tahu sejarah Demokrat, kenapa dia tak pernah bilang Hambalang perusak Demokrat?" kata Max.
(Baca: Kubu AHY: Moeldoko Cs ke Hambalang untuk Menutupi Kegagalan)
Max blak-blakan mengkritik politikus Demokrat kubu AHY, Yan Harahap, dan Jansen Sitindaon. Pernyataan keduanya yang menyudutkan pendiri partai sebagai penghancur Demokrat tidak beralasan.
"Dia (Yan dan Jansen) tidak punya otak. Dia intelektual tapi otaknya di dengkul. Kenapa dia tidak bicara bahwa ada proyek Hambalang yang ikut merusak Demokrat," ujar Max.
Dia menantang kubu AHY berdebat secara terbuka terkait faktor penghancur Demokrat. Sehingga, masyarakat bisa mengetahui pihak-pihak yang menghancurkan partai yang berjaya pada Pemilu 2009 itu.
Sebelumnya, Demokrat pernah mencatat sukses gemilang. Demokrat berhasil mengumpulkan 20 persen lebih suara nasional pada Pemilu 2009 saat dipimpin Hadi Utomo.
Namun, keberhasilan itu tak bisa dipertahankan. Suara Demokrat anjlok pada Pemilu 2014 dengan perolehan 10,19 persen.
Jakarta: Ketua Dewan Kehormatan
Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Max Sopacua, membantah pihaknya ingin menghancurkan partai. Max menyebut Partai Demokrat mulai hancur sejak perkara kasus korupsi pembangunan Sport Center
Hambalang terjadi.
"Proyek ini (pembangunan Sport Center Hambalang) adalah bagian merontokkan elektabilitas PD ketika peristiwa itu terjadi," kata Max dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 25 Maret 2021.
Anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014 itu menyebut kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak paham sejarah. Mereka dinilai tidak pernah menyinggung kasus korupsi yang merugikan negara hingga Rp463,66 miliar itu sebagai faktor lunturnya magnet Demokrat di tengah masyarakat.
"Kalau dia tahu sejarah Demokrat, kenapa dia tak pernah bilang Hambalang perusak Demokrat?" kata Max.
(Baca:
Kubu AHY: Moeldoko Cs ke Hambalang untuk Menutupi Kegagalan)
Max blak-blakan mengkritik politikus Demokrat kubu AHY, Yan Harahap, dan Jansen Sitindaon. Pernyataan keduanya yang menyudutkan pendiri partai sebagai penghancur Demokrat tidak beralasan.
"Dia (Yan dan Jansen) tidak punya otak. Dia intelektual tapi otaknya di dengkul. Kenapa dia tidak bicara bahwa ada proyek Hambalang yang ikut merusak Demokrat," ujar Max.
Dia menantang kubu AHY berdebat secara terbuka terkait faktor penghancur Demokrat. Sehingga, masyarakat bisa mengetahui pihak-pihak yang menghancurkan partai yang berjaya pada Pemilu 2009 itu.
Sebelumnya, Demokrat pernah mencatat sukses gemilang. Demokrat berhasil mengumpulkan 20 persen lebih suara nasional pada Pemilu 2009 saat dipimpin Hadi Utomo.
Namun, keberhasilan itu tak bisa dipertahankan. Suara Demokrat anjlok pada Pemilu 2014 dengan perolehan 10,19 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)