Jakarta: Tim Hukum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), tak terima dengan pernyataan pengacara DPP Partai Demokrat hasil Kongres V, Bambang Widjojanto (BW). Dia menyebut KLB Deli Serdang brutal.
“Saya menyesalkan BW yang mengatakan ini yang diserang negara dan ada brutalitas di situ. Brutalitas ini bahasanya ganas ini,” kata Koordinator Tim Hukum DPP Demokrat KLB Deli Serdang Razman Arif Nasution di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 Maret 2021.
Razman menduga pernyataan Bambang menyinggung pucuk pimpinan negara. Dia mengeklaim KLB Deli Serdang tidak ada hubungannya dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly.
Baca: DPP Demokrat Kubu Moeldoko Memolisikan Andi Mallarangeng
“Ini murni pribadi Bapak Moeldoko (Ketua Umum Demokrat hasil KLB Deli Serdang),” papar dia.
Menurut dia, BW seharusnya bijak bertutur sebagai pengacara senior. Sikap ini, kata dia, wajib diperlihatkan meskipun pengacara memiliki hak imunitas dan kekebalan.
“Tapi kita tidak serta merta bebas mengatakan apa pun,” terang Razman.
BW menilai KLB Deli Serdang tidak sesuai dengan konstitusi Indonesia sebagai negara hukum. Pasalnya, penyelenggaraan KLB bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat yang sudah diakui negara.
Dia meminta pemerintah objektif menyikapi pengajuan pengesahan hasil KLB Deli Serdang. Masalah ini dinilai dapat memberikan citra negatif pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Ini bukan hanya sekadar abal-abal, tapi brutalitas demokratik yang terjadi di negara ini pada periode kepemimpinan Pak Jokowi. Mudah-mudahan ini bisa diatasi," kata Bambang di Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Jakarta Pusat, Jumat, 12 Maret 2021.
Bambang menilai pemerintah secara tidak langsung terseret polemik KLB Deli Serdang. Pasalnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terlibat dalam perebutan kekuasaan di partai lambang bintang Mercy itu.
Jakarta: Tim Hukum Dewan Pengurus Pusat (DPP)
Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (
KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), tak terima dengan pernyataan pengacara DPP Partai Demokrat hasil Kongres V, Bambang Widjojanto (BW). Dia menyebut KLB Deli Serdang brutal.
“Saya menyesalkan BW yang mengatakan ini yang diserang negara dan ada brutalitas di situ. Brutalitas ini bahasanya ganas ini,” kata Koordinator Tim Hukum DPP Demokrat KLB Deli Serdang Razman Arif Nasution di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 Maret 2021.
Razman menduga pernyataan Bambang menyinggung pucuk pimpinan negara. Dia mengeklaim KLB Deli Serdang tidak ada hubungannya dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly.
Baca:
DPP Demokrat Kubu Moeldoko Memolisikan Andi Mallarangeng
“Ini murni pribadi Bapak Moeldoko (Ketua Umum Demokrat hasil KLB Deli Serdang),” papar dia.
Menurut dia, BW seharusnya bijak bertutur sebagai pengacara senior. Sikap ini, kata dia, wajib diperlihatkan meskipun pengacara memiliki hak imunitas dan kekebalan.
“Tapi kita tidak serta merta bebas mengatakan apa pun,” terang Razman.
BW menilai KLB Deli Serdang tidak sesuai dengan konstitusi Indonesia sebagai negara hukum. Pasalnya, penyelenggaraan KLB bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat yang sudah diakui negara.
Dia meminta pemerintah objektif menyikapi pengajuan pengesahan hasil KLB Deli Serdang. Masalah ini dinilai dapat memberikan citra negatif pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Ini bukan hanya sekadar abal-abal, tapi brutalitas demokratik yang terjadi di negara ini pada periode kepemimpinan Pak Jokowi. Mudah-mudahan ini bisa diatasi," kata Bambang di Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Jakarta Pusat, Jumat, 12 Maret 2021.
Bambang menilai pemerintah secara tidak langsung terseret polemik KLB Deli Serdang. Pasalnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terlibat dalam perebutan kekuasaan di partai lambang bintang Mercy itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)