Sejumlah pejabat Polri dan TNI mengikuti prosesi tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Pondok Rajeg, Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/5/2018). Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah pejabat Polri dan TNI mengikuti prosesi tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Pondok Rajeg, Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/5/2018). Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya

Harkitnas, Momen Polri-TNI Lawan Terorisme

21 Mei 2018 11:51
Jakarta: Anggota Komisi III Ahmad Sahroni meminta Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menjadi momentum menjaga persatuan dan perdamaian di Indonesia. Polri sebagai aparat penegak hukum dibantu TNI harus mampu menumpas terorisme yang dapat merusak persatuan dan mengancam stabilitas nasional.
 
Polri dibantu TNI, kata Sahroni, memiliki tugas berat menghancurkan terorisme di Indonesia hingga ke sel terkecil. Terlebih beban itu semakin meningkat, mengingat potensi gangguan keamanan di tahun politik hingga pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Namun, ia yakin kedua institusi itu mampu menanganinya.
 
“Tugas berat memang disandang Polri dan TNI. Tapi saya yakin Polri dan TNI mampu mengamankan Indonesia jelang pemilu serentak. Polri di bawah pimpinan Jenderal Tito Karnavian tentunya paham mengenai terorisme hingga ke sel terkecil, terbukti dengan rentetan penangkapan terduga teroris saat ini,” terang politisi Partai NasDem itu, melalui keterangan tertulis, Senin, 21 Mei 2018.

Terkait dukungan parlemen atas pemberantasan terorisme, Sahroni memastikan sesuai dengan pernyataan Ketua DPR Bambang Soesatyo bahwa Revisi UU Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (RUU Terorisme) menjadi prioritas. Dan diharapkan rampung akhir Mei hingga awal Juni mendatang.
 
Jangan menyalahkan
 
Dalam kesempatan yang sama Sahroni mengingatkan semua pihak tak saling menyalahkan saat terjadi aksi bom bunuh diri yang menjadi wujud terorisme. Persoalan terorisme ia pandang tak hanya menjadi tanggung jawab Polri dan TNI, tapi semua unsur pemerintahan dan masyarakat.
 
“Semua elemen dalam negeri harus berperan serta memberantas terorisme demi kenyamanan bangsa,” tegas Sahroni.
 
Ia menekankan, dengan semangat Harkitnas, pemuda harus mampu berjuang mempertahankan kemerdekaan dari upaya terorisme yang bertujuan menghancurkan negara.
 
“Pemuda 'zaman now' harus bersama-sama membantu pemerintah menjaga kemerdekaan Indonesia. Caranya, dengan melawan terorisme yang dapat merusak fundamental dan ideologi hingga mengganggu stabilitas nasional,” kata dia.
 
Baca: Merayakan Harkitnas Sambil Menyaksikan Perpecahan
 
Sahroni menambahkan Harkitnas juga harus menjadi momen menghormati keberagaman. Pada masa lalu semua warga negara Indonesia berhasil melawan penjajah dengan bersatu tanpa membedakan etnis ataupun agama.
 
“Dulu kita semua bersatu melawan penjajah. Tugas kita sekarang menjaga persatuan itu. Jangan mau dipecah belah dengan konflik berlatar belakang SARA,” tegasnya.
 
Menurut dia, perang saat ini bukan lagi dengan senjata, tapi melalui teknologi, termasuk penggunaan media sosial. Medsos saat ini sudah menjadi alat untuk memecah belah melalui informasi bohong.
 
“Penyebaran hoaks itu ibarat devide et impera atau upaya memecah belah kita. Jangan mudah percaya dengan hoaks yang disebarkan melalui media sosial,” ujar Sahroni.
 
Video: Warga Beri Dukungan untuk Polri di Harkitnas
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan