medcom.id, Jakarta: Kisruh internal Partai Golkar yang tidak kunjung usai sangat berbahaya. Dampak dari kisruh ini dapat dimanfaatkan partai lain dalam pemilu 2019 mendatang.
"Isu ini bisa 'digoreng' atau dimanfaatkan partai lain di pemilu 2019. Ini akan sangat sangat berpengaruh pada partai Golkar. Partai-partai lain akan memanfaatkan menjatuhkan partai Golkar melalui kekisruhan ini," kata Peneliti Lingkaran Survey Indonesia, Ardian Sopa di Kantor Graha Dua Rajawali, Lingkaran Survei Indonesia, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2014).
Bahkan, dampak tersebut telah terlihat di mana saat ini tingkat elektabilitas partai Golkar menurun drastis pascapemilu legislatif 2014 lalu. Ini menjadi bukti ketidakpercayaan lagi publik terhadap partai berlambang pohon beringin ini.
"Penghukuman publik sudah dimulai dari sekarang, pemilih golkar hanya 8,4 persen. Karena hanya dalam 6 bulan yang bisa mencapai 14,7 persen. Padahal konflik ini baru 2 bulan tapi sudah durun drastis hingga 8,4 persen," ujar dia.
Selain itu, kata dia, dengan apabila suara partai Golkar menghila. Maka, akan membuat partai lain, baik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) akan saling berebut meraup suara tersebut.
"Di pemilu 2019 nanti, kekisruhan ini dapat diingat kompetitor partai Golkar untuk menghancurkan partai Golkar dalam pemilu nanti," tandas dia.
Pengumpulan survey ini dilakukan alarm kurun waktu 16 hingga 17 Desember 2014. Dengan cara Quickpoll (smartphone LSI) dari jumlah responden sebanyak 1200 responden yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan yakni multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
medcom.id, Jakarta: Kisruh internal Partai Golkar yang tidak kunjung usai sangat berbahaya. Dampak dari kisruh ini dapat dimanfaatkan partai lain dalam pemilu 2019 mendatang.
"Isu ini bisa 'digoreng' atau dimanfaatkan partai lain di pemilu 2019. Ini akan sangat sangat berpengaruh pada partai Golkar. Partai-partai lain akan memanfaatkan menjatuhkan partai Golkar melalui kekisruhan ini," kata Peneliti Lingkaran Survey Indonesia, Ardian Sopa di Kantor Graha Dua Rajawali, Lingkaran Survei Indonesia, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2014).
Bahkan, dampak tersebut telah terlihat di mana saat ini tingkat elektabilitas partai Golkar menurun drastis pascapemilu legislatif 2014 lalu. Ini menjadi bukti ketidakpercayaan lagi publik terhadap partai berlambang pohon beringin ini.
"Penghukuman publik sudah dimulai dari sekarang, pemilih golkar hanya 8,4 persen. Karena hanya dalam 6 bulan yang bisa mencapai 14,7 persen. Padahal konflik ini baru 2 bulan tapi sudah durun drastis hingga 8,4 persen," ujar dia.
Selain itu, kata dia, dengan apabila suara partai Golkar menghila. Maka, akan membuat partai lain, baik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) akan saling berebut meraup suara tersebut.
"Di pemilu 2019 nanti, kekisruhan ini dapat diingat kompetitor partai Golkar untuk menghancurkan partai Golkar dalam pemilu nanti," tandas dia.
Pengumpulan survey ini dilakukan alarm kurun waktu 16 hingga 17 Desember 2014. Dengan cara Quickpoll (smartphone LSI) dari jumlah responden sebanyak 1200 responden yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan yakni multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)