Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berharap keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dapat menjadi pusat rujukan perdaban Islam global. Terutama dalam memperkenalkan Islam wasathiyah atau moderat yang diterapkan di Indonesia ke mancanegara.
"Kita sudah menjadi model yang digunakan untuk pengembangan Islam yang moderat di tingkat global oleh Majelis Hukama Al-Muslimin. Oleh karenanya, prakarsa pembangunan UIII sejak awal ini dimaksudkan untuk menjadi pusat rujukan global pelaksanaan Islam wasathiyah," ujar Ma'ruf saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Kemajuan Pembangunan UIII di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6 Jakarta Pusat, Rabu, 2 Maret 2022.
Ma'ruf menilai UIII menjadi jawaban dari cara memperluas dan menguatkan Islam wasathiyah. Sehingga, banyak negara yang menerapkan ajaran Islam yang toleran itu.
"Melalui UIII diharapkan Islam wasathiyah (moderat) Indonesia dapat terus digaungkan ke mancanegara," kata dia.
Baca: Sowan ke Pondok Gontor, Syafruddin Ingin Islam Jadi Lokomotif Perubahan
Ma'ruf mengungkapkan Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Al-Muslimin menemuinya beberapa bulan lalu untuk belajar dari Indonesia terkait keberhasilan pelaksanaan Islam wasathiyah. Pasalnya, saat ini bukan lagi pemikiran berbahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tetapi pemikiran dari Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Dalam rakor kemajuan pembangunan UIII, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan tujuan awal dibentuknya UIII merupakan inisiasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Indonesia memiliki lembaga pendidikan tinggi dengan audiens internasional. Sehingga, praktik-praktik Islam yang ada di Indonesia dapat disebarkan kepada dunia.
"Ini penting juga ya bagaimana agar praktik-praktik Islam bisa terdiseminasikan ke masyarakat internasional melalui film, animasi, game, termasuk melalui buku-buku rujukan. Jadi itulah kontribusi Indonesia untuk masyarakat internasional," kata Pratikno.
Jakarta: Wakil Presiden (Wapres)
Ma'ruf Amin berharap keberadaan
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dapat menjadi pusat rujukan perdaban Islam global. Terutama dalam memperkenalkan
Islam wasathiyah atau moderat yang diterapkan di Indonesia ke mancanegara.
"Kita sudah menjadi model yang digunakan untuk pengembangan Islam yang moderat di tingkat global oleh Majelis Hukama Al-Muslimin. Oleh karenanya, prakarsa pembangunan UIII sejak awal ini dimaksudkan untuk menjadi pusat rujukan global pelaksanaan Islam wasathiyah," ujar Ma'ruf saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Kemajuan Pembangunan UIII di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6 Jakarta Pusat, Rabu, 2 Maret 2022.
Ma'ruf menilai UIII menjadi jawaban dari cara memperluas dan menguatkan Islam wasathiyah. Sehingga, banyak negara yang menerapkan ajaran Islam yang toleran itu.
"Melalui UIII diharapkan Islam wasathiyah (moderat) Indonesia dapat terus digaungkan ke mancanegara," kata dia.
Baca:
Sowan ke Pondok Gontor, Syafruddin Ingin Islam Jadi Lokomotif Perubahan
Ma'ruf mengungkapkan Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Al-Muslimin menemuinya beberapa bulan lalu untuk belajar dari Indonesia terkait keberhasilan pelaksanaan Islam wasathiyah. Pasalnya, saat ini bukan lagi pemikiran berbahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tetapi pemikiran dari Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Dalam rakor kemajuan pembangunan UIII, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan tujuan awal dibentuknya UIII merupakan inisiasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Indonesia memiliki lembaga pendidikan tinggi dengan audiens internasional. Sehingga, praktik-praktik Islam yang ada di Indonesia dapat disebarkan kepada dunia.
"Ini penting juga ya bagaimana agar praktik-praktik Islam bisa terdiseminasikan ke masyarakat internasional melalui film, animasi, game, termasuk melalui buku-buku rujukan. Jadi itulah kontribusi Indonesia untuk masyarakat internasional," kata Pratikno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)