Setahun Perang Rusia-Ukraina, Indonesia Didorong Bantu Cari Solusi
Theofilus Ifan Sucipto • 19 Februari 2023 11:33
Jakarta: Anggota Komisi I DPR M Farhan mendorong pemerintah aktif membantu mencari solusi atas perang Rusia-Ukraina. Perang kedua negara itu sudah terjadi hampir satu tahun.
"Secara diplomasi, bantu Rusia mencari realisasi exit plan," kata Farhan dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Menguak yang Cuan di Balik Setahun Perang Rusia-Ukraina,’ Minggu, 19 Februari 2023.
Farhan mengatakan Indonesia masih dihormati semua kelompok. Hal itu terbukti dari lawatan Presiden Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina pada 2022.
"Makanya Indonesia harus bantu mencari jalan keluar, salah satunya secara diplomatis melalui PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)," ujar politikus Partai NasDem itu.
Selain itu, Farhan mendorong pemerintah menjadikan setahun perang Rusia dan Ukraina sebagai faktor risiko. Terutama di sektor ketahanan pangan dan energi.
"Kita tahu bahwa sekarang subsidi minyak gila-gilaan, demikian juga dengan kekhawatiran kita untuk pengadaan kedelai, jagung, dan gandum," papar dia.
Farhan mafhum sumber pangan itu tidak 100 persen diimpor dari Ukraina dan Rusia. Namun kondisi Laut Hitam sebagai akses distribusi pangan masih tidak menentu.
"Sekarang dibuka, tapi kondisinya sangat rapuh dan bisa ditutup kapan pun," jelas dia.
Perang antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung hampir satu tahun sejak 24 Februari 2022. Perang tersebut berdampak luas bagi dunia terutama di sektor energi dan pangan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Anggota Komisi I DPR M Farhan mendorong pemerintah aktif membantu mencari solusi atas perang Rusia-Ukraina. Perang kedua negara itu sudah terjadi hampir satu tahun.
"Secara diplomasi, bantu Rusia mencari realisasi exit plan," kata Farhan dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Menguak yang Cuan di Balik Setahun Perang Rusia-Ukraina,’ Minggu, 19 Februari 2023.
Farhan mengatakan Indonesia masih dihormati semua kelompok. Hal itu terbukti dari lawatan Presiden Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina pada 2022.
"Makanya Indonesia harus bantu mencari jalan keluar, salah satunya secara diplomatis melalui PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)," ujar politikus Partai NasDem itu.
Selain itu, Farhan mendorong pemerintah menjadikan setahun perang Rusia dan Ukraina sebagai faktor risiko. Terutama di sektor ketahanan pangan dan energi.
"Kita tahu bahwa sekarang subsidi minyak gila-gilaan, demikian juga dengan kekhawatiran kita untuk pengadaan kedelai, jagung, dan gandum," papar dia.
Farhan mafhum sumber pangan itu tidak 100 persen diimpor dari Ukraina dan Rusia. Namun kondisi Laut Hitam sebagai akses distribusi pangan masih tidak menentu.
"Sekarang dibuka, tapi kondisinya sangat rapuh dan bisa ditutup kapan pun," jelas dia.
Perang antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung hampir satu tahun sejak 24 Februari 2022. Perang tersebut berdampak luas bagi dunia terutama di sektor energi dan pangan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
