Pengamat Politik M Qodari--MI/Ramdani
Pengamat Politik M Qodari--MI/Ramdani

Kegaduhan Menteri Dinilai Trik Jokowi Rombak Kabinet Jilid II

M Rodhi Aulia • 05 Maret 2016 20:57
medcom.id, Jakarta: Presiden Jokowi seakan menikmati kegaduhan yang terjadi di dalam kabinetnya. Perdebatan yang seharusnya jadi konsumsi internal kabinet bocor di permukaan.
 
Pengamat Politik M Qodari menilai itu trik Jokowi dalam memimpin. Mengingat Jokowi bukan lah seorang ketua umum partai tertentu, sehingga kekuatan politiknya tidak sedahsyat presiden pendahulunya.
 
Jokowi bak seorang pemain catur. Dia menggerakkan bidak caturnya untuk mengalahkan lawan mainnya, dengan cara memutar. Bukan dengan garis lurus sehingga menciptakan skak mat dengan cepat.

Jalan memutar itu adalah kesan lambannya Jokowi menyetop kegaduhan yang terjadi di internalnya. Terakhir perdebatan di ruang publik antara Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said terkait skema pengembangan Blok Masela di Maluku.
 
"Mencapai tujuan tidak harus selalu lurus. Menjadi presiden di Indonesia, mungkin lebih rumit daripada di Amerika Serikat," kata Qodari dalam sebuah diskusi Polemik di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/3/2016).
 
Direktur Eksekutif Indo Barometer ini mengatakan, pasti ada ongkos politik dengan jalan memutar yang diambil Jokowi. Yaitu, Jokowi jadi sasaran empuk terkait pelabelan tak miliki kemampuan memimpin dan sebagainya.
 
"Rame-rame ini, sebenarnya intro menuju reshuffle kabinet. Selama ini, presiden tidak pernah memberikan alasan 'saya ganti menteri ini karena ini'. Tapi (dengan adanya kegaduhan ini) dibiarkan publik menafsirkan sendiri (terkait rencana reshuffle mendatang)," ungkap Qodari.
 
Secara pribadi, lanjut Qodari, Jokowi relatif tidak memiliki beban. Karena Jokowi sosok yang bersih dan bukan bagian dari elit politik masa lalu. Namun secara lingkaran dukungan politik, ini yang cukup membebani Jokowi sehingga jalan memutar dan berliku diambil.
 
Qodari menambahkan, Jokowi sudah cukup lama menjadi Presiden. Setidaknya 1,5 tahun. Dengan waktu itu, seharusnya Jokowi sudah dapat membaca peta politik yang ada dan dengan bacaan itu, Qodari berharap Jokowi mengurangi jalan memutar dan mempercepat pengambilan keputusan.
 
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi mendesak Jokowi segera menggelar rapat umum pemegang saham. Pasalnya, sebagian besar menteri dalam kabinet kerja adalah sosok yang disodorkan masing-masing partai pendukung pemerintah.
 
"(Dalam rapat itu) sampaikan, orang-orang yang kalian kirim ke kami, tidak bisa (bekerja). Kalau presiden menegur menterinya, terus menteri itu mengadu ke bosnya, dan bosnya bilang lanjutkan, (tetap teguran itu) enggak akan bisa (mempan)," ungkap Adhie.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan