Jakarta: Politik Indonesia pada 2021 disebut masih didominasi serangkaian gimik yang ditampilkan para politisi, termasuk mereka yang digadang-gadang menjadi bakal kandidat Pilpres 2024.
Ketua Perkumpulan Indonesia Muda (PIM), Yhodhisman Soratha, mengatakan gimik yang masih kerap muncul adalah marah melihat keburukan kenirja anggota hingga publikasi saat mengunjungi korban musibah.
"Tentu saja kepedulian seperti marah atau bersilaturahmi ke rakyat itu perlu. Tapi tidak cukup. Kalau hanya itu, siapa pun bisa. Seorang pejabat publik seharusnya menyajikan solusi yang bersifat sistemik dan komprehensif," kata Odis sapaan akrab Yodhisman, dalam keterangan pers, Sabtu, 1 Januari 2022.
Baca: PKS Bersikukuh Menolak RUU TPKS
Dia berpendapat masih banyak upaya yang harus dikerjakan agar Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih baik. Pada 2022 sampai Pileg dan Pilpres 2024, menurut Odis, seharusnya ruang publik dibanjiri dengan ide atau gagasan para politisi.
Indonesia terlalu berharga jika hanya diisi gimmik- gimik tak berkesudahan. Hal ini juga yang membuat banyak kalangan jenuh, bahkan muak dengan politik. Para politisi bisa mengembalikan kepercayaan publik jika mulai bicara substansi," jelasnya.
Odis menegaskan politik semestinya menjadi arena untuk memajukan kehidupan bangsa, kekuasaan bukan tujuan utama melainkan hanya sarana. Untuk itu gagasan mutlak perlu diangkat ke permukaan.
"Siapapun tokoh yang akan berlaga dalam kontestasi kepemimpinan nasional ke depan, seharusnya sejak saat ini sudah memperlihatkan secara nyata investasi sosial kepada masyarakat melalui ide-ide dan kontribusi yang konkret dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan publik yang kian kompleks," ungkap Odis.
Jakarta: Politik Indonesia pada 2021 disebut masih didominasi serangkaian gimik yang ditampilkan para
politisi, termasuk mereka yang digadang-gadang menjadi bakal kandidat Pilpres 2024.
Ketua Perkumpulan Indonesia Muda (PIM), Yhodhisman Soratha, mengatakan gimik yang masih kerap muncul adalah marah melihat keburukan kenirja anggota hingga publikasi saat mengunjungi korban musibah.
"Tentu saja kepedulian seperti marah atau bersilaturahmi ke rakyat itu perlu. Tapi tidak cukup. Kalau hanya itu, siapa pun bisa. Seorang pejabat publik seharusnya menyajikan solusi yang bersifat sistemik dan komprehensif," kata Odis sapaan akrab Yodhisman, dalam keterangan pers, Sabtu, 1 Januari 2022.
Baca:
PKS Bersikukuh Menolak RUU TPKS
Dia berpendapat masih banyak upaya yang harus dikerjakan agar Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih baik. Pada 2022 sampai Pileg dan Pilpres 2024, menurut Odis, seharusnya ruang publik dibanjiri dengan ide atau gagasan para politisi.
Indonesia terlalu berharga jika hanya diisi gimmik- gimik tak berkesudahan. Hal ini juga yang membuat banyak kalangan jenuh, bahkan muak dengan politik. Para politisi bisa mengembalikan kepercayaan publik jika mulai bicara substansi," jelasnya.
Odis menegaskan politik semestinya menjadi arena untuk memajukan kehidupan bangsa, kekuasaan bukan tujuan utama melainkan hanya sarana. Untuk itu gagasan mutlak perlu diangkat ke permukaan.
"Siapapun tokoh yang akan berlaga dalam kontestasi kepemimpinan nasional ke depan, seharusnya sejak saat ini sudah memperlihatkan secara nyata investasi sosial kepada masyarakat melalui ide-ide dan kontribusi yang konkret dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan publik yang kian kompleks," ungkap Odis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)