Wapres Jusuf Kalla menyampaikan kata sambutan pada acara sosialiasi UU Pengampunan (Amnesti) Pajak di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (21/7/2016). Foto: MI/Panca Syurkani
Wapres Jusuf Kalla menyampaikan kata sambutan pada acara sosialiasi UU Pengampunan (Amnesti) Pajak di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (21/7/2016). Foto: MI/Panca Syurkani

JK: Kota Harus Jadi Permukiman Nyaman

Dheri Agriesta • 25 Juli 2016 15:10
medcom.id, Surabaya: Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya keberadaan kota untuk menampung penduduk yang terus berdatangan dan tumbuh. Semua pihak harus bisa menjawab tantangan itu karena urbanisasi adalah sebuah kepastian.
 
"Karena itu tantangannya adalah bagaimana kota dapat menjadi permukiman yang baik untuk semua orang," kata JK di Grand City Convex, Jalan Gubeng Raya, Surabaya, Jawa Timur, Senin (25/7/2016).
 
Urbanisasi, lanjut JK, selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan harus ditekan. Pandangan ini harus diubah. Seluruh pihak, kata dia, baik masyarakat dan pemerintah harus bisa membuat urbanisasi menjadi suatu hal positif di kehidupan saat ini.

Dia mencontohkan, masyarakat biasanya familiar dengan anggapan penduduk yang besar akan menjadi beban. Pernyataan itu, kata JK, dimentahkan oleh Tiongkok.
 
"Dengan penduduk yang besar dapat maju dengan baik karena sebagai konsumen dan juga produsen yang baik," tutur dia.
 
Untuk mendukung itu semua, sebuah kota harus diatur sedemikian rupa agar menjadi aman dan tenteram. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sudah membahas hal ini secara khusus dan masuk dalam salah satu Sustainable Development Goals (SDGs).
 
"SDGs yang merupakan program dunia yang meminta kita semua agar kota haruslah inklusif mengakomodasi semua orang," kata JK.
 
Larangan ke Kota tak Lagi Efektif
 
Pemerintah di kota besar Indonesia kerap mengeluhkan arus urbanisasi yang terus terjadi. Beberapa kota bahkan memberlakukan aturan khusus menekan arus urbanisasi.
 
Urbanisasi sendiri merupakan sebuah dilema. Di satu sisi, arus urbanisasi bisa menjadi bukti sektor pertanian di desa semakin tak efektif dan berkembang. Sehingga, masyarakat desa mulai mencari peruntungan ke kota.
 
Sebaliknya, urbanisasi juga bisa terjadi jika sektor pertanian gagal berkembang. Karena itu, larangan untuk bergerak ke kota dianggap tak efektif lagi.
 
"Larangan ke kota tidak lagi jadi efektif, contoh seperti di Jakarta. Kota harus menjadi kuat dan pembuat ketahanan, harus tangguh kota itu dalam menghadapi banyak masalah, bencana sampai stres di masyarakat," kata dia.
 
Kota harus bisa menghadapi segala bentuk kejahatan, kriminali dan terorisme. Pemerintah kota dan elemen masyarakat harus membuat perencanaan yang matang untuk mengabulkan tujuan ini.
 
JK berharap, pertemuan seluruh elemen masyarakat dan perwakilan negara seluruh dunia di Surabaya ini dapat memberikan ide dan rencana untuk kehidupan masa datang.
 
"Kota harus sustainable artinya memenuhi syarat-syarat kehidupan yang baik dan sehat. Karena fungsi habitat dalam SDGs saling melengkapi. Mengurangi kemiskinan, pendidikan yang baik, kesehatan yang baik, itu hal yang penting untuk pembangunan suatu bangsa," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan