Jakarta: Kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin dinilai baik. Namun, masyarakat meminta Kepala Negara mengevaluasi pembantunya melalui reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
"Mayoritas hasil survei ini temuannya hampir mayoritas setuju dan sangat setuju agar Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet mengganti beberapa menteri," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda melalui konferensi pers virtual, Senin, 25 Oktober 2021.
Dia menyampaikan dukungan reshuffle kabinet disampaikan 59,3 persen responden. Jumlah tersebut terdiri dari 48,8 persen responden menyatakan setuju dan 10,5 persen sangat setuju terhadap perombakan Kabinet Indonesia Maju.
Baca: Pergantian Panglima TNI Bareng Reshuffle?
Responden yang tidak setuju sekitar 32,8 persen. Jumlah tersebut terdiri dari 28,1 persen responden tidak setuju dan 4,7 persen sangat tidak setuju.
"Ini cukup tinggi (perbedaan mendukung reshuffle dengan tidak), dua kali lipatnya," ungkap dia.
Dia menyebut setidaknya ada tiga evaluasi yang perlu dilihat Jokowi dalam reshuffle kabinet Jokowi-Ma'ruf. Hal ini meliputi evaluasi publik, teknokratis, dan politik.
"Kalau evaluasi publik ya ini rekamannya (hasil) survei," sebut dia.
Evaluasi teknokratis berdasarkan data akademik. Soal politik dipengaruhi kekuatan koalisi pemerintahan.
"Misalnya dengan bergabungnya partai baru sekarang, ada PAN (Partai Amanat Nasional) yang bergabung, atau sebaliknya," ujar dia.
Poltracking menyurvei 1.220 responden pada 3-10 Oktober 2021. Survei dilakukan via tatap muka. Pemilihan sampel secara acak. Margin of error survei kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Jakarta: Kinerja pemerintahan Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin dinilai baik. Namun, masyarakat meminta Kepala Negara mengevaluasi pembantunya melalui
reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
"Mayoritas hasil survei ini temuannya hampir mayoritas setuju dan sangat setuju agar Presiden Jokowi melakukan
reshuffle kabinet mengganti beberapa menteri," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda melalui konferensi pers virtual, Senin, 25 Oktober 2021.
Dia menyampaikan dukungan
reshuffle kabinet disampaikan 59,3 persen responden. Jumlah tersebut terdiri dari 48,8 persen responden menyatakan setuju dan 10,5 persen sangat setuju terhadap perombakan Kabinet Indonesia Maju.
Baca:
Pergantian Panglima TNI Bareng Reshuffle?
Responden yang tidak setuju sekitar 32,8 persen. Jumlah tersebut terdiri dari 28,1 persen responden tidak setuju dan 4,7 persen sangat tidak setuju.
"Ini cukup tinggi (perbedaan mendukung
reshuffle dengan tidak), dua kali lipatnya," ungkap dia.
Dia menyebut setidaknya ada tiga evaluasi yang perlu dilihat Jokowi dalam
reshuffle kabinet Jokowi-Ma'ruf. Hal ini meliputi evaluasi publik, teknokratis, dan politik.
"Kalau evaluasi publik ya ini rekamannya (hasil) survei," sebut dia.
Evaluasi teknokratis berdasarkan data akademik. Soal politik dipengaruhi kekuatan koalisi pemerintahan.
"Misalnya dengan bergabungnya partai baru sekarang, ada PAN (Partai Amanat Nasional) yang bergabung, atau sebaliknya," ujar dia.
Poltracking menyurvei 1.220 responden pada 3-10 Oktober 2021. Survei dilakukan via tatap muka. Pemilihan sampel secara acak.
Margin of error survei kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)