Presiden Joko Widodo (memegang bola). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Presiden Joko Widodo (memegang bola). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

Gaya Sederhana Jokowi tak Berubah dalam Memimpin

Ilham wibowo • 21 Oktober 2017 07:00
medcom.id, Jakarta: Gaya Kepemimpinan Presiden Joko Widodo dinilai tidak berubah kendati genap tiga tahun memimpin pemerintahan.
 
Direktur Aksekutif Wahid Foundation Yenny Wahid menilai, sosok Jokowi masih tetap seperti orang sipil biasa. Sikap sederhana dan jujur menjadi penilaian penting terhadap tingkat kepuasan di masyarakat.
 
"Jokowi bukan dari kelompok elit berdarah politik, orangnya sangat sederhana apa adanya, jujur, tidak ditutupi. Itu yang menarik buat kita semua, tidak berubah," kata Yenny dalam Program Primetime News Metro TV, Jumat 20 Oktober 2017.

Gaya kiepemimpinan Jokowi juga tak berubah manakala bisa membaur dengan semua kalangan. Bahkan, tokoh yang menjadi lawan politik pada saat pemilihan pun bisa diajak berdialog untuk kepentingan bangsa.
 
"Tidak ada sekat, mudah sekali beliau mengunjungi ke pemimpin lainnya walaupun oposisi," ujar Yenny.
 
Menurut Yenny, komunikasi dan dialog menjadi penting untuk tetap berada dalam satu tujuan berbangsa dan bernegara. Ia menilai, Jokowi punya modal kuat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan baik.
 
"Posisi politik boleh berbeda, kebijakan boleh berbeda, tapi harus saling menghormati ada etika yang kita bangun, semua ingin bekerja tentu dengan perspektifnya masing-masing," tutur dia.
 
Dalam kesempatan yang sama, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif mengatakan, Jokowi bisa berfikir praktis dengan menggunakan bahasa nurani dalam menggulirkan kebijakannya. Tak hanya itu, Jokowi juga memiliki tingkat pengendalian diri yang baik manakala menjawab kritik dai lawan politik.
 
"Dia tidak pakai topeng, jadi dia tidak sebagai aktor, biasa saja, pakaiannya saja biasa saja," ucap Buya.
 
Gaya kepemimpinan Jokowi dinilai sejalan dengan kinerja yang dihasilkan. Tiga tahun kepemimpinan Jokowi, kata Buya, pemerataan pembangunan sudah nampak dirasakan.
 
"Pembangunan dulu Jawa sentris, sekarang ada di Papua, Sulawesi, Kalimantan. Indonesia Timur diperhatikan betul, tidak Jawa dan Sumatera saja," tandas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan