medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo kembali menekankan pentingnya memangkas rasio kesenjangan di Indonesia. Sebab, rasio gini saat ini masih berada di angka 0,39.
“Rasio gini masih jadi persoalan besar yang harus kita hadapi. Berkaitan dengan kesenjangan, ketimpangan, yang berkaitan dengan rasio gini,” kata Presiden saat sambutan pengukuhan pengurus DPP Partai Hanura di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu 22 Februari 2017.
Presiden menjelaskan beberapa hal telah dilakukan pemerintah untuk memangkas kesenjangan. Di antaranya berkaitan reforma agraria dan distribusi aset. Pemerintah akan membagi lahan yang tidak produktif kepada rakyat dalam bentuk konsesi kecil, sehingga aset negara terdistribusi dengan baik.
“Kita bagi-bagi kepada rakyat dalam proses redistribusi aset dan reforma agraria. Ini harus kita mulai,” kata Jokowi.
Pemerintah juga mengebut pembangunan infrastruktur dari pinggiran secara besar-besaran. Tujuannya, untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Dampaknya adalah terjadi redistribusi pendapatan, termasuk pembangunan di daerah perbatasan, pinggiran, dan pulau-pulau terpencil. Melalui cara ini kesenjangan pendapatan antar-daerah dan antar-wilayah bisa diperkecil.
“Perkiraan kita, penduduk Indonesia pada tahun 2045 mencapai 309 juta orang. PDB kita sekarang Rp13 triliun, nanti kita targetkan USD9,1 triliun. Artinya ada kenaikan 10 kali lipat,” ujarnya.
Presiden optimistis semua akan tercapai. Syaratnya, semua pihak harus konsisten bekerja keras dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5%. “Jika konsisten kerja, kita akan memasuki abad emas, masuk 5 besar ekonomi terbesar dunia, dengan pendapatan per kapita USD29 ribu. Dengan catatan pertumbuhan ekonomi di atas 5,” kata Presiden.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/4bar8G2k" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo kembali menekankan pentingnya memangkas rasio kesenjangan di Indonesia. Sebab, rasio gini saat ini masih berada di angka 0,39.
“Rasio gini masih jadi persoalan besar yang harus kita hadapi. Berkaitan dengan kesenjangan, ketimpangan, yang berkaitan dengan rasio gini,” kata Presiden saat sambutan pengukuhan pengurus DPP Partai Hanura di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu 22 Februari 2017.
Presiden menjelaskan beberapa hal telah dilakukan pemerintah untuk memangkas kesenjangan. Di antaranya berkaitan reforma agraria dan distribusi aset. Pemerintah akan membagi lahan yang tidak produktif kepada rakyat dalam bentuk konsesi kecil, sehingga aset negara terdistribusi dengan baik.
“Kita bagi-bagi kepada rakyat dalam proses redistribusi aset dan reforma agraria. Ini harus kita mulai,” kata Jokowi.
Pemerintah juga mengebut pembangunan infrastruktur dari pinggiran secara besar-besaran. Tujuannya, untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Dampaknya adalah terjadi redistribusi pendapatan, termasuk pembangunan di daerah perbatasan, pinggiran, dan pulau-pulau terpencil. Melalui cara ini kesenjangan pendapatan antar-daerah dan antar-wilayah bisa diperkecil.
“Perkiraan kita, penduduk Indonesia pada tahun 2045 mencapai 309 juta orang. PDB kita sekarang Rp13 triliun, nanti kita targetkan USD9,1 triliun. Artinya ada kenaikan 10 kali lipat,” ujarnya.
Presiden optimistis semua akan tercapai. Syaratnya, semua pihak harus konsisten bekerja keras dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5%. “Jika konsisten kerja, kita akan memasuki abad emas, masuk 5 besar ekonomi terbesar dunia, dengan pendapatan per kapita USD29 ribu. Dengan catatan pertumbuhan ekonomi di atas 5,” kata Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)