Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: MTVN/Dheri Agriesta
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: MTVN/Dheri Agriesta

Kalla Menilai Bantuan Buat ISIS tak Logis

Dheri Agriesta • 24 Februari 2017 15:38
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut dugaan adanya aliran dana dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) ke Turki, yang diduga buat Islamic State Iraq and Syria (ISIS) tidak logis. Sebab, ISIS adalah kelompok teroris paling kaya di dunia.
 
"Sangat tidak logis, orang-orang di Indonesia membantu ISIS," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat 24 Februari 2017.
 
Kalla mengatakan, ISI bukanlah organisasi yang miskin dan paceklik uang. ISIS merupakan organisasi teroris paling kaya yang ada di dunia saat ini. "Jadi ngapain dibantu-bantu," ujarnya.
 
ISIS, kata Kalla, punya sumber minyak dan gudang uang. Meski beberapa di antara fasilitas itu telah hancur dibom. "Jadi apa urusannya Indonesia kirim ISIS itu?" tanya Kalla.
 
Kalla menambahkan, ada banyak masalah di Timur Tengah, seperti pengungsi korban perang yang menumpuk. Kalla tak tahu pasti apakah dugaan aliran dana itu benar.
 
Tapi, kata dia, tak ada gunanya sebuah organisasi membantu ISIS. "Mereka lebih kaya dari orang yang ingin membantu," jelas Kalla.
 
Mabes Polri tengah menyelidiki dugaan aliran dana yang dikirim GNPF MUI ke Turki. Penggunaan dana itu diduga berkaitan dengan kasus penyalahgunaan dana Yaasan Keadilan untuk semua, lewat sebuah rekening yayasan di BNI Syariah.
 
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, Ketua Yayasan Adnin Armas memberikan kuasa kepada Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir. Bachtiar kemudian memberikan kuasa kepada pegawai Bank BNI Syariah untuk menarik uang.
 
Tito menjelaskan, secara Undang-undang pemberian kuasa tak boleh dilakukan dua kali.
 
"IL menarik (dana) di atas Rp 1 miliar kemudian diserahkan kepada Bachtiar Nasir. Sebagian digunakan untuk kegiatan, sebagian lagi kami melihat dari slip transfer, dikirim ke Turki," ujar Tito dalam rapat kerja Polri dengan Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senayan, Rabu 22 Februari.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan