medcom.id, Jakarta: Pimpinan Pusat Asosiasi Bina Haji dan Umroh Nahdlatul Ulama (Asbihu NU) mengusulkan kepada Presiden terpilih Jokowi agar dalam pengisian jabatan menteri agama (menag) dari NU kultural bukan NU politik.
“Meskipun dari NU tapi bukan NU yang politik tetapi hendaknya NU yang kultural,” kata Wakil Ketua Umum Asbihu Hafidz Taftazani di Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Hafidz yang juga Ketua Umum Asphurindo menambahkan, menag yang lalu memang berasal dari orang NU tapi NU politik. Akibatnya, tambahnya, NU terlihat beroposisi dengan menteri yang lalu. Hanya saja NU tidak suka memperlihatkan sikap perlawanan seperti kebanyakan kalangan garis keras.
Karena itu menurut pengamatannya, yang akan datang ini menag hendaknya dari orang-orang PBNU. “Jangan NU politik yang kenyataannya selalu menggerogoti NU,” tutur Hafidz.
Dia memaparkan pengalaman tahun-tahun lalu saat pemerintahan Orde Baru. Di zaman itu menag diberikan kepada non-NU yang kemudian berhasil mengobok-obok NU. Orde Baru tumbang, NU bangun. Namun, NU dalam keadaan rapuh.
“Era reformasi, posisi menag diberikan kepada NU Politik, tapi nggak ada pembaharuan bahkan yang ada malah korupsi. Baru saja terulang kembali menag diberikan kepada NU politik, tambah amburadul. Jabatan dijual pada oknum-oknum yang mau digiring politik tertentu,” tegasnya.
Menteri agama yang lalu, tambah Hafidz, saat dipegang bukan dari orang politik adalah Maftuh Basyuni. Dia banyak melakukan terobosan, manajemen haji begitu terbuka.
Hemat dia, dengan dikomandani Khofifah Indar Parawansa dan KH Hasyim Muzadi, mayoritas Nahyidin ke Jokowi-JK. "Maka saatnya sekarang menag diberikan kepada NU kultural untuk menjaga netralitas. Dan untuk menjaga arah politik koalisi Jokowi-JK, orang-orang NU politik nggak akan tahu arah gerakan NU,” tegasnya.
Bahkan lanjutnya, kadang NU yang dikira hebat karena dari parpol Islam bisa merugikan semua karena akan menggiring Nahyidin ke partainya dan bisa menggerogoti NU.
Hafidz menuturkan kalau dari politik, orang-orang NU yang di PDIP baik dan lebih dekat dengan orang-orang NU kultural daripada partai yang dianggap NU tapi selama ini memusuhi NU. Di PDIP ada Gus Falah, di Nasdem ada Effendi Khoiri. (Syarief Oebaidillah)
medcom.id, Jakarta: Pimpinan Pusat Asosiasi Bina Haji dan Umroh Nahdlatul Ulama (Asbihu NU) mengusulkan kepada Presiden terpilih Jokowi agar dalam pengisian jabatan menteri agama (menag) dari NU kultural bukan NU politik.
“Meskipun dari NU tapi bukan NU yang politik tetapi hendaknya NU yang kultural,” kata Wakil Ketua Umum Asbihu Hafidz Taftazani di Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Hafidz yang juga Ketua Umum Asphurindo menambahkan, menag yang lalu memang berasal dari orang NU tapi NU politik. Akibatnya, tambahnya, NU terlihat beroposisi dengan menteri yang lalu. Hanya saja NU tidak suka memperlihatkan sikap perlawanan seperti kebanyakan kalangan garis keras.
Karena itu menurut pengamatannya, yang akan datang ini menag hendaknya dari orang-orang PBNU. “Jangan NU politik yang kenyataannya selalu menggerogoti NU,” tutur Hafidz.
Dia memaparkan pengalaman tahun-tahun lalu saat pemerintahan Orde Baru. Di zaman itu menag diberikan kepada non-NU yang kemudian berhasil mengobok-obok NU. Orde Baru tumbang, NU bangun. Namun, NU dalam keadaan rapuh.
“Era reformasi, posisi menag diberikan kepada NU Politik, tapi nggak ada pembaharuan bahkan yang ada malah korupsi. Baru saja terulang kembali menag diberikan kepada NU politik, tambah amburadul. Jabatan dijual pada oknum-oknum yang mau digiring politik tertentu,” tegasnya.
Menteri agama yang lalu, tambah Hafidz, saat dipegang bukan dari orang politik adalah Maftuh Basyuni. Dia banyak melakukan terobosan, manajemen haji begitu terbuka.
Hemat dia, dengan dikomandani Khofifah Indar Parawansa dan KH Hasyim Muzadi, mayoritas Nahyidin ke Jokowi-JK. "Maka saatnya sekarang menag diberikan kepada NU kultural untuk menjaga netralitas. Dan untuk menjaga arah politik koalisi Jokowi-JK, orang-orang NU politik nggak akan tahu arah gerakan NU,” tegasnya.
Bahkan lanjutnya, kadang NU yang dikira hebat karena dari parpol Islam bisa merugikan semua karena akan menggiring Nahyidin ke partainya dan bisa menggerogoti NU.
Hafidz menuturkan kalau dari politik, orang-orang NU yang di PDIP baik dan lebih dekat dengan orang-orang NU kultural daripada partai yang dianggap NU tapi selama ini memusuhi NU. Di PDIP ada Gus Falah, di Nasdem ada Effendi Khoiri. (Syarief Oebaidillah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)