Jakarta: Kongres V PDI Perjuangan disebut menjadi ajang Megawati Soekarnoputri menjawab permintaan kader partai untuk kembali menjadi ketua umum periode 2019-2024. Megawati juga akan memutuskan wacana ketua harian di partai berlambang banteng itu.
"Terkait struktur (ketua harian) yang tentu saja nanti ketua umum terpilih (memutuskan), yang dalam hal ini adalah Ibu Megawati," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Agustus 2019.
Hasto menuturkan sejauh ini PDI Perjuangan tetap merumuskan konsep kepengurusan sederhana. Dalam struktur PDI Perjuangan, kata dia, ketua umum menjadi institusi tersendiri yang punya mandat dan punya hak prerogatif dalam menjaga Pancasila, NKRI, Kebhinekaan, dan berbagai perintah Konstitusi.
"Dan di dalam menjalankan tugasnya, ketua umum dibantu oleh sekretaris jenderal dan tiga wakilnya, bendahara dan wakilnya," jelasnya.
(Baca juga: Puan Bantah Disiapkan Jadi 'Pelapis' Megawati)
Hasto mengatakan struktur partai terbagi ke dalam tiga bidang, yakni internal, pemerintahan, dan merepresentasikan kehadiran partai di tengah rakyat.
"Ini adalah struktur dasar yang jumlah ketua DPP hanya 27 orang, paling kecil dibanding struktur partai yang lain. Dengan kecilnya itulah kami bergerak solid untuk Indonesia Raya," tambah dia.
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menambahkan berbagai masukan termasuk soal ketua harian tentu akan dibahas di kongres. Forum jelang kongres seperti konferensi tingkat cabang dan daerah sejauh ini meminta Megawati kembali memimpin partai. Andreas tak menutup kemungkinan usulan ketua harian muncul ketika kongres.
"Kita lihat nanti. Justru itu lah pentingnya kongres. Kongres juga kan membawa aspirasi-aspirasi dari daerah," kata Andreas.
Wacana ketua harian partai pernah dimunculkan oleh politikus senior sekaligus mantan Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung. Wacana ini menjadi salah satu yang dibicarakan elite PDI Perjuangan menjelang kongres. Tokoh yang duduk di posisi ini disebut berpeluang besar menjadi pengganti Megawati di masa depan.
Jakarta: Kongres V PDI Perjuangan disebut menjadi ajang Megawati Soekarnoputri menjawab permintaan kader partai untuk kembali menjadi ketua umum periode 2019-2024. Megawati juga akan memutuskan wacana ketua harian di partai berlambang banteng itu.
"Terkait struktur (ketua harian) yang tentu saja nanti ketua umum terpilih (memutuskan), yang dalam hal ini adalah Ibu Megawati," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Agustus 2019.
Hasto menuturkan sejauh ini PDI Perjuangan tetap merumuskan konsep kepengurusan sederhana. Dalam struktur PDI Perjuangan, kata dia, ketua umum menjadi institusi tersendiri yang punya mandat dan punya hak prerogatif dalam menjaga Pancasila, NKRI, Kebhinekaan, dan berbagai perintah Konstitusi.
"Dan di dalam menjalankan tugasnya, ketua umum dibantu oleh sekretaris jenderal dan tiga wakilnya, bendahara dan wakilnya," jelasnya.
(Baca juga:
Puan Bantah Disiapkan Jadi 'Pelapis' Megawati)
Hasto mengatakan struktur partai terbagi ke dalam tiga bidang, yakni internal, pemerintahan, dan merepresentasikan kehadiran partai di tengah rakyat.
"Ini adalah struktur dasar yang jumlah ketua DPP hanya 27 orang, paling kecil dibanding struktur partai yang lain. Dengan kecilnya itulah kami bergerak solid untuk Indonesia Raya," tambah dia.
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menambahkan berbagai masukan termasuk soal ketua harian tentu akan dibahas di kongres. Forum jelang kongres seperti konferensi tingkat cabang dan daerah sejauh ini meminta Megawati kembali memimpin partai. Andreas tak menutup kemungkinan usulan ketua harian muncul ketika kongres.
"Kita lihat nanti. Justru itu lah pentingnya kongres. Kongres juga kan membawa aspirasi-aspirasi dari daerah," kata Andreas.
Wacana ketua harian partai pernah dimunculkan oleh politikus senior sekaligus mantan Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung. Wacana ini menjadi salah satu yang dibicarakan elite PDI Perjuangan menjelang kongres. Tokoh yang duduk di posisi ini disebut berpeluang besar menjadi pengganti Megawati di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)