Jakarta: Bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) diyakini dapat melindungi masyarakat dari kenaikan harga global. Khususnya, melindungi kelompok rentan di Indonesia.
"Sehingga angka kemiskinan Indonesia tetap dapat kita upayakan menurun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dikutip dari Antara, Minggu, 2 Oktober 2022.
Menurut dia, ada Rp24,17 triliun dari anggaran yang dialokasikan untuk subsidi. Anggaran tersebut dibagi menjadi dua, yakni bantuan subsidi upah sebesar Rp600 ribu kepada 14,6 juta pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta.
"Kedua, BLT BBM yang akan diberikan kepada 20,65 keluarga penerima manfaat sebesar Rp 150.000 per bulan, diberikan sebanyak empat bulan," kata Sri Mulyani.
Pemerintah menggenjot penyaluran BLT BBM sejak 3 September 2022. Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan bantuan itu telah diberika kepada 12.701.985 keluarga penerima manfaat (KPM) di 482 kabupaten/kota per 16 September 2022.
Risma telah menyerahkan seluruh data penerima manfaat BLT BBM kepada PT Pos Indonesia. Sehingga, distribusi dapat dipercepat.
Di sisi lain, Kemensos telah menerima anggaran tambahan lebih dari Rp 400 miliar dari Kemenkeu. Anggaran itu bakal digunakan sebagai bantuan sosial yatim piatu dengan target 946.863 penerima.
Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menyebut BLT BBM sebagai bentuk keberpihakan pemerintah. Khususnya pada kelompok masyarakat golongan ekonomi yang terdampak dari kenaikan BBM bersubsidi.
“Sangat tepat pemerintah mengeluarkan kebijakan dan memberikan bantalan sosial sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM kepada mereka yang wajar menerimanya”, ujar Emrus.
Jakarta: Bantuan langsung tunai (
BLT) bahan bakar minyak (BBM) diyakini dapat melindungi masyarakat dari kenaikan harga global. Khususnya, melindungi kelompok rentan di Indonesia.
"Sehingga angka kemiskinan Indonesia tetap dapat kita upayakan menurun," ujar Menteri Keuangan
Sri Mulyani dikutip dari
Antara, Minggu, 2 Oktober 2022.
Menurut dia, ada Rp24,17 triliun dari anggaran yang dialokasikan untuk subsidi. Anggaran tersebut dibagi menjadi dua, yakni bantuan subsidi upah sebesar Rp600 ribu kepada 14,6 juta pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta.
"Kedua,
BLT BBM yang akan diberikan kepada 20,65 keluarga penerima manfaat sebesar Rp 150.000 per bulan, diberikan sebanyak empat bulan," kata Sri Mulyani.
Pemerintah menggenjot penyaluran BLT BBM sejak 3 September 2022. Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan bantuan itu telah diberika kepada 12.701.985 keluarga penerima manfaat (KPM) di 482 kabupaten/kota per 16 September 2022.
Risma telah menyerahkan seluruh data penerima manfaat BLT BBM kepada PT Pos Indonesia. Sehingga, distribusi dapat dipercepat.
Di sisi lain, Kemensos telah menerima anggaran tambahan lebih dari Rp 400 miliar dari Kemenkeu. Anggaran itu bakal digunakan sebagai bantuan sosial yatim piatu dengan target 946.863 penerima.
Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menyebut BLT BBM sebagai bentuk keberpihakan pemerintah. Khususnya pada kelompok masyarakat golongan ekonomi yang terdampak dari kenaikan BBM bersubsidi.
“Sangat tepat pemerintah mengeluarkan kebijakan dan memberikan bantalan sosial sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM kepada mereka yang wajar menerimanya”, ujar Emrus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)