Din Syamsudin membacakan pidato terakhir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah pada sidang pleno I Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 3 Agustus 2015. Antara Foto/Sahrul Manda Tikupadang
Din Syamsudin membacakan pidato terakhir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah pada sidang pleno I Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 3 Agustus 2015. Antara Foto/Sahrul Manda Tikupadang

Azyumardi Ingatkan Din: Muhammadiyah Pernah Gagal Bikin Parpol

Achmad Zulfikar Fazli • 04 Agustus 2015 15:48
medcom.id, Makassar: Tokoh Muhammadiyah Azyumardi Azra mengatakan Muhammadiyah lahir bukan untuk mendirikan partai politik. Dia yakin Muhammadiyah akan gagal bila merubah tradisi.
 
"Muhammadiyah tidak terlalu kondusif untuk membuat partai politik karena tradisinya dakwah pendidikan dan dakwan sosial," kata Azyumardi di Universitas Muhammadiyah, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (4/8/2015).
 
Cendikiawan itu mengingatkan kembali bahwa Muhammadiyah pernah merasakan pengalaman pahit saat mendirikan Partai Matahari Bangsa (PMB). Menurutnya, lebih baik kader Muhammadiyah masuk partai besar, ketimbang membangun partai sendiri.

"Dalam pemilu lalu pernah membuat PMB dan tidak lolos. Pilihan terbaik adalah kader bergabung dengan partai mainstream yang sudah besar," imbuh dia.
 
Membangun sebuah partai politik, kata dia, tidak lah mudah. Apalagi, dia menilai kader Muhammadiyah saat ini belum mahir di bidang politik.
 
"Proses politik tidak sesederhana itu, banyak intrik, banyak kepentingan. Berbeda dengan Muhammadiyah dengan dakwahnya yang lurus, politik itu zig zag," tandas dia.
 
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menawarkan tiga opsi peran Muhammadiyah dalam kancah politik nasional saat Sidang Pleno I Muktamar Muhammadiyah.
 
Pertama, Muhammadiyah tetap pada jati diri sebagai gerakan dakwah pencerahan yang berorientasi kultural. Meski nantinya menjalankan aktivitas politik, orientasi yang akan dibangun berbasis politik moral atau politik amar makruf nahi mungkar.
 
Kedua, Muhammadiyah mendirikan partai politik sebagai sebuah amal usaha. Jika tidak, Muhammadiyah mengembangkan hubungan khusus dengan partai politik tertentu sebagai partai politik utama.
 
Terakhir, Muhammadiyah tetap sebagai gerakan dakwah pencerahan yang berorientasi kultural. Namun saat pileg ataupun pilpres, Muhammadiyah akan mendukung calon yang dapat memperjuangkan kepentingan Muhammadiyah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan