medcom.id, Jombang: Putri almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, meminta peserta Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) mengedepankan kesatuan. Ia yakin perbedaan pendapat tentang konsep ahlul halli wal aqdi (ahwa) tidak memecah umat.
"Imbauan saya, hormati ulama, kedepankan kesatuan dan rasa kasih sayang. Muktamar ini semua harus bersatu," kata perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid itu di Jombang, Jawa Timur, Selasa (4/8/2015).
Dia menilai, konsep ahwa cukup positif. "Ahwa mekanismenya mencapai mufakat, memilih pemimpin dengan musyawarah. Tidak ada yang negatif dari ahwa," katanya.
Yenny juga mengingatkan, segala perbedaan itu agar disampaikan dalam forum, di mana cara tersebut dinilai lebih bijak, sehingga tidak perlu ada pertengkaran.
Muktamar NU diwarnai berbagai perbedaan. Keributan sempat mewarnai saat pendaftaran peserta muktamar. Peserta diminta menyerahkan daftar nama kiai untuk dipilih sebagai ahwa.
Perbedaan juga terus berlanjut saat pemilihan tata tertib. Bahkan, berkali-kali pengesahan tata tertib tersebut terpaksa ditunda, sebab ada perdebatan dan belum ada titik temu antara muktamirin dengan panitia sidang.
Karena terus ada perbedaan, Pejabat Sementara Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Mustofa Bisri meminta maaf. Gus Mus yang juga pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang ini mengambilalih tanggung jawab atas kekisruhan pada muktamar.
Pidato Gus Mus sempat membuat kekisruhan di muktamar reda, hingga akhirnya kegiatan muktamar bisa berlanjut. (Antara)
medcom.id, Jombang: Putri almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, meminta peserta Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) mengedepankan kesatuan. Ia yakin perbedaan pendapat tentang konsep ahlul halli wal aqdi (ahwa) tidak memecah umat.
"Imbauan saya, hormati ulama, kedepankan kesatuan dan rasa kasih sayang. Muktamar ini semua harus bersatu," kata perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid itu di Jombang, Jawa Timur, Selasa (4/8/2015).
Dia menilai, konsep ahwa cukup positif. "Ahwa mekanismenya mencapai mufakat, memilih pemimpin dengan musyawarah. Tidak ada yang negatif dari ahwa," katanya.
Yenny juga mengingatkan, segala perbedaan itu agar disampaikan dalam forum, di mana cara tersebut dinilai lebih bijak, sehingga tidak perlu ada pertengkaran.
Muktamar NU diwarnai berbagai perbedaan. Keributan sempat mewarnai saat pendaftaran peserta muktamar. Peserta diminta menyerahkan daftar nama kiai untuk dipilih sebagai ahwa.
Perbedaan juga terus berlanjut saat pemilihan tata tertib. Bahkan, berkali-kali pengesahan tata tertib tersebut terpaksa ditunda, sebab ada perdebatan dan belum ada titik temu antara muktamirin dengan panitia sidang.
Karena terus ada perbedaan, Pejabat Sementara Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Mustofa Bisri meminta maaf. Gus Mus yang juga pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang ini mengambilalih tanggung jawab atas kekisruhan pada muktamar.
Pidato Gus Mus sempat membuat kekisruhan di muktamar reda, hingga akhirnya kegiatan muktamar bisa berlanjut. (
Antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)