Presiden Joko Widodo (kiri) menjawab pertanyaan sejumlah wartawan usai berkunjung ke sejumlah toko beras di Pasar Pagi Rawamangun, Jakarta Timur. (Foto: ANTARA/Widodo S Jusuf)
Presiden Joko Widodo (kiri) menjawab pertanyaan sejumlah wartawan usai berkunjung ke sejumlah toko beras di Pasar Pagi Rawamangun, Jakarta Timur. (Foto: ANTARA/Widodo S Jusuf)

Tak Blusukan Bukan Berarti tak Bekerja

20 Oktober 2017 12:45
medcom.id, Jakarta: Kerja, kerja, kerja. Begitulah slogan yang sering dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo. Sebagai realisasi, Jokowi sering melakukan blusukan ke daerah-daerah untuk menyapa masyarakat sebagai bagian dari pekerjaan.
 
Namun, semenjak menjadi orang nomor satu di Indonesia, intensitas Presiden Joko Widodo melakukan blusukan sedikit berkurang. Tak seperti saat menjabat sebagai gubernur, saat ini Jokowi lebih banyak melakukan tugasnya di wilayah pusat pemerintahan.
 
Menurut Psikolog Politik Dewi Haroen, berkurangnya intensitas Joko Widodo dalam kegiatan blusukan bukan berarti mantan Wali Kota Solo itu melupakan rakyat. Sebaliknya, Jokowi justru sibuk mengurus seluruh rakyat Indonesia meski tak turun langsung ke lapangan.

"Kalau beliau seperti dulu lagi, blusukan, kan sekarang sudah Presiden kebijakannya seluruh Indonesia. Menterinya kerja apa kalau beliau blusukan terus," kata Dewi, dalam Metro Siang, Jumat 20 Oktober 2017.
 
Dewi mengatakan Jokowi sebenarnya masih blusukan, hanya caranya saja yang berbeda. Kini, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mendelegasikan kepada menteri, gubernur, dan pihak terkait untuk turun langsung ke masyarakat melakukan blusukan.
 
"Jadi bukan enggak kerja, bukan tidak dekat dengan rakyat justru dia membagi waktu agar semua masalah bisa fokus dan seluruh komponen bekerja dengan baik sesuai tujuan nawa cita," katanya.
 
Menurut Dewi, masyarakat harus menyadari bahwa tugas presiden bukan hanya menentramkan suhu panas politik melainkan juga bekerja sama dan menyatukan seluruh komponen negara.
 
Paling tidak selama 3 tahun ini, selain pembangunan infrastruktur secara fisik, Jokowi mampu menyatukan semua elemen masyarakat terutama yang pernah berseberangan saat pilpres lalu.
 
"Terutama dengan Prabowo, kemudian SBY yang hadir pada 17 Agustus lalu, itu salah satu keberhasilan Jokowi juga. Jadi harus diedukasi bukab berarti Jokowi berubah, dia hanya naik kelas sekarang sudah negarawan bukan lagi politikus biasa," jelasnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan