medcom.id, Jakarta: Agenda perayaan HUT TNI ke 72 di pelabuhan Indah kiat cilegon Banten, dinilai bertolak belakang dengan agenda yang diusung Panglima TNI soal proxy war. Agenda HUT ke-72 TNI lebih menunjukkan kekuatan alusista yang dimiliki oleh TNI.
"Mestinya wacana proxy war menjadi fokus utama daripada menunjukkan alusista yang dimiliki oleh TNI. Karena segala pembelian alusista yang menjadi kebutuhan TNI pastinya termonitor oleh Presiden dan lembaga negara yang bertugas memeriksa penggunaan keuangan negara yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," kata Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis 5 Oktober 2017.
Wacana "proxy war mengancam Indonesia" pernah disampaikan Panglima TNI saat menyampaikan orasi ilmiah di Dies Natalis Untan Pontianak, Kamis 19 Mei 2016. Dan seharusnya dengan wacana proxy war Panglima TNI mampu mengemasnya dalam menyambut HUT ke-72 TNI. "Bukan malah sebaliknya lebih menunjukkan kekuatan fisik yang dimiliki oleh TNI," terangnya.
Baca: Jokowi Singgung Politik TNI
Hari mengatakan, bisa disimpulkan bahwa Panglima TNI inkonsisten untuk menjawab tantangan dari "proxy war mengancam Indonesia". Ataukah Panglima TNI semakin bingung karena dampak dari langkah blundernya yang menjelang pensiun.
"Kita tidak pernah tahu langkah apa yang akan dilakukan setelah pensiunnya Panglima TNI. Namun, dari beberapa peristiwa politik dan wacana yang dilempar terkait "proxy war" dapat dianalisa Panglima TNI mencoba membuat panggung menuju 2019," tuturnya.
Baca: Panglima TNI: Proxy War Paling Berbahaya adalah Narkoba
Sebelumnya, Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan jika Indonesia saat ini tengah menghadapi bahaya proxy war atau perang asimetris. Proxy war terjadi di Indonesia melaui beberapa cara, di antaranya narkoba, konflik antarkelompok, maupun terorisme.
"Narkoba menjadi salah satu proxy war yang paling membahayakan dan menjadi bisnis terbesar di Indonesia," kata Gatot saat mengisi kuliah umum di hadapan mahasiswa pascasarjana Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) di Aula Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Sentul Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 26 Agustus 2016.
Gatot meyakini narkoba di Indonesia sudah menjadi perang candu seperti halnya yang pernah terjadi di Tiongkok sejak zaman dinasti. Ia mencatat sekitar 5,1 juta penduduk sudah menjadi penyalahguna narkoba. Sebanyak 15 ribu orang di antaranya meninggal setiap tahun.
Sama halnya dengan narkoba, Gatot juga mengingatkan bahaya terorisme yang kini mulai dipupuk terhadap anak di bawah umur. Contoh kasus ini sudah terjadi di Syria. Sejumlah anak-anak asal Indonesia dilatih perang oleh kelompok radikal ISIS.
medcom.id, Jakarta: Agenda perayaan HUT TNI ke 72 di pelabuhan Indah kiat cilegon Banten, dinilai bertolak belakang dengan agenda yang diusung Panglima TNI soal
proxy war. Agenda HUT ke-72 TNI lebih menunjukkan kekuatan alusista yang dimiliki oleh TNI.
"Mestinya wacana
proxy war menjadi fokus utama daripada menunjukkan alusista yang dimiliki oleh TNI. Karena segala pembelian alusista yang menjadi kebutuhan TNI pastinya termonitor oleh Presiden dan lembaga negara yang bertugas memeriksa penggunaan keuangan negara yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," kata Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis 5 Oktober 2017.
Wacana "
proxy war mengancam Indonesia" pernah disampaikan Panglima TNI saat menyampaikan orasi ilmiah di Dies Natalis Untan Pontianak, Kamis 19 Mei 2016. Dan seharusnya dengan wacana
proxy war Panglima TNI mampu mengemasnya dalam menyambut HUT ke-72 TNI. "Bukan malah sebaliknya lebih menunjukkan kekuatan fisik yang dimiliki oleh TNI," terangnya.
Baca: Jokowi Singgung Politik TNI
Hari mengatakan, bisa disimpulkan bahwa Panglima TNI inkonsisten untuk menjawab tantangan dari "
proxy war mengancam Indonesia". Ataukah Panglima TNI semakin bingung karena dampak dari langkah blundernya yang menjelang pensiun.
"Kita tidak pernah tahu langkah apa yang akan dilakukan setelah pensiunnya Panglima TNI. Namun, dari beberapa peristiwa politik dan wacana yang dilempar terkait "
proxy war" dapat dianalisa Panglima TNI mencoba membuat panggung menuju 2019," tuturnya.
Baca: Panglima TNI: Proxy War Paling Berbahaya adalah Narkoba
Sebelumnya, Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan jika Indonesia saat ini tengah menghadapi bahaya
proxy war atau perang asimetris.
Proxy war terjadi di Indonesia melaui beberapa cara, di antaranya narkoba, konflik antarkelompok, maupun terorisme.
"Narkoba menjadi salah satu
proxy war yang paling membahayakan dan menjadi bisnis terbesar di Indonesia," kata Gatot saat mengisi kuliah umum di hadapan mahasiswa pascasarjana Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) di Aula Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Sentul Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 26 Agustus 2016.
Gatot meyakini narkoba di Indonesia sudah menjadi perang candu seperti halnya yang pernah terjadi di Tiongkok sejak zaman dinasti. Ia mencatat sekitar 5,1 juta penduduk sudah menjadi penyalahguna narkoba. Sebanyak 15 ribu orang di antaranya meninggal setiap tahun.
Sama halnya dengan narkoba, Gatot juga mengingatkan bahaya terorisme yang kini mulai dipupuk terhadap anak di bawah umur. Contoh kasus ini sudah terjadi di Syria. Sejumlah anak-anak asal Indonesia dilatih perang oleh kelompok radikal ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)