medcom.id, Jakarta: Presiden Filipina Rodrigo Duterte dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada September. Duterte dan Pemerintah RI akan membahas pengamanan di Perairan Sulu dan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Rencana Presiden Duterte berkunjung ke Indonesia September. Tetapi mengenai tanggalnya sedang kami komunikasikan. Saya kira, masalah sandera dan pengamanan laut di Perairan Sulu dan sekitarnya akan dibahas," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Duterte dan perwakilan Pemerintah Indonesia juga kemungkinan membahas isu bilateral terkait politik, ekonomi, sosial dan budaya. Retno menegaskan, kunjungan Duterte merupakan tradisi kepala negara anggota ASEAN yang baru dilantik.
September nanti, untuk pertama kali Duderte datang ke Indonesia setelah dilantik sebagai Presiden Filipina. “Ada kebiasaan di negara-negara ASEAN, saat ada presiden baru dilantik biasanya berkunjung ke negara-negara ASEAN," ujar Retno.
Warga Indonesia berulang kali disandera kelompok militan Abu Sayyaf saat melintasi laut Filipina. Mei lalu, Abu Sayyaf membebaskan 10 anak buah Kapal Brahma 12. Setelah itu, Abu Sayyaf kembali menyandera warga Indonesia. Saat ini, masih ada sembilan warga Indonesia dalam penguasaan Abu Sayyaf.
Urusan hubungan diplomatik, kedua negara sudah menjalin kerja sama sejak 1949. Indonesia dan Filipina bekerja sama mengeksplorasi cara-cara memerangi terorisme dan bentuk-bentuk kejahatan transnasional lain yang mengancam perbatasan mereka dan secara lebih luas di Asia Tenggara.
Maret 2011, para pemimpin dari kedua negara sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan kerja sama di bidang keamanan, pertahanan, perbatasan, perlindungan pekerja migran, pendidikan dan olahraga.
medcom.id, Jakarta: Presiden Filipina Rodrigo Duterte dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada September. Duterte dan Pemerintah RI akan membahas pengamanan di Perairan Sulu dan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Rencana Presiden Duterte berkunjung ke Indonesia September. Tetapi mengenai tanggalnya sedang kami komunikasikan. Saya kira, masalah sandera dan pengamanan laut di Perairan Sulu dan sekitarnya akan dibahas," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Duterte dan perwakilan Pemerintah Indonesia juga kemungkinan membahas isu bilateral terkait politik, ekonomi, sosial dan budaya. Retno menegaskan, kunjungan Duterte merupakan tradisi kepala negara anggota ASEAN yang baru dilantik.
September nanti, untuk pertama kali Duderte datang ke Indonesia setelah dilantik sebagai Presiden Filipina. “Ada kebiasaan di negara-negara ASEAN, saat ada presiden baru dilantik biasanya berkunjung ke negara-negara ASEAN," ujar Retno.
Warga Indonesia berulang kali disandera kelompok militan Abu Sayyaf saat melintasi laut Filipina. Mei lalu, Abu Sayyaf membebaskan 10 anak buah Kapal Brahma 12. Setelah itu, Abu Sayyaf kembali menyandera warga Indonesia. Saat ini, masih ada sembilan warga Indonesia dalam penguasaan Abu Sayyaf.
Urusan hubungan diplomatik, kedua negara sudah menjalin kerja sama sejak 1949. Indonesia dan Filipina bekerja sama mengeksplorasi cara-cara memerangi terorisme dan bentuk-bentuk kejahatan transnasional lain yang mengancam perbatasan mereka dan secara lebih luas di Asia Tenggara.
Maret 2011, para pemimpin dari kedua negara sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan kerja sama di bidang keamanan, pertahanan, perbatasan, perlindungan pekerja migran, pendidikan dan olahraga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)