medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok di Venezuela. Acara itu berlangsung 17-18 September mendatang.
"(Di sana) akan melihat, merepatriasi Gerakan Non-Blok, tantangan yang dihadapi apa, bagaimana cara penyelesaiannya, untuk kerja samanya," kata Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Hasan menekankan, Gerakan Non-Blok masih eksis sejak medio 1950-an hingga sekarang. Gerakan ini, kata dia, masih menjadi tumpuan negara-negara berkembang memajukan kepentingannya.
Menurut dia, dalam KTT akan ada deklarasi di bidang politik dan ekonomi. Salah satunya, deklarasi mengenai perkembangan dan pembangunan atau kerja sama antar negara Gerakan Nonblok.
"Sementara politik adalah posisi Gerakan Non-Blok terhadap isu-isu politik dan keamanan internasioal yang global dan isu-isu kawasan," jelas Hasan.
Kelompok Non-Blok adalah sebuah badan yang terbentuk pada 1960-an ketika berlangsung perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet. Sejak dibubarkannya Uni Soviet tahun 1991, kelompok itu telah kehilangan banyak kekuatan dan pengaruh.
KTT Gerakan Non-Blok terakhir kali dilaksanakan di Teheran, Iran, pada 2012. Perwakilan hampir 120 negara, termasuk puluhan kepala negara, hadir di sana.
Dalam kesempatan itu, Iran menyerukan kepada para pemimpin Gerakan Non-Blok menentang sanksi-sanksi dari Barat yang dikenakan untuk menghukum Iran karena kegiatan nuklirnya. Iran juga mendesak Kelompok Non-Blok untuk mengambil sikap tegas melawan terorisme, khususnya yang didukung pemerintah.
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok di Venezuela. Acara itu berlangsung 17-18 September mendatang.
"(Di sana) akan melihat, merepatriasi Gerakan Non-Blok, tantangan yang dihadapi apa, bagaimana cara penyelesaiannya, untuk kerja samanya," kata Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Hasan menekankan, Gerakan Non-Blok masih eksis sejak medio 1950-an hingga sekarang. Gerakan ini, kata dia, masih menjadi tumpuan negara-negara berkembang memajukan kepentingannya.
Menurut dia, dalam KTT akan ada deklarasi di bidang politik dan ekonomi. Salah satunya, deklarasi mengenai perkembangan dan pembangunan atau kerja sama antar negara Gerakan Nonblok.
"Sementara politik adalah posisi Gerakan Non-Blok terhadap isu-isu politik dan keamanan internasioal yang global dan isu-isu kawasan," jelas Hasan.
Kelompok Non-Blok adalah sebuah badan yang terbentuk pada 1960-an ketika berlangsung perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet. Sejak dibubarkannya Uni Soviet tahun 1991, kelompok itu telah kehilangan banyak kekuatan dan pengaruh.
KTT Gerakan Non-Blok terakhir kali dilaksanakan di Teheran, Iran, pada 2012. Perwakilan hampir 120 negara, termasuk puluhan kepala negara, hadir di sana.
Dalam kesempatan itu, Iran menyerukan kepada para pemimpin Gerakan Non-Blok menentang sanksi-sanksi dari Barat yang dikenakan untuk menghukum Iran karena kegiatan nuklirnya. Iran juga mendesak Kelompok Non-Blok untuk mengambil sikap tegas melawan terorisme, khususnya yang didukung pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)