Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan) dan Seskab Pramono Anung sebelum rapat kabinet terbatas, Senin 29 Februari 2016. Antara Foto/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan) dan Seskab Pramono Anung sebelum rapat kabinet terbatas, Senin 29 Februari 2016. Antara Foto/Widodo S. Jusuf

Presiden Segera Hentikan Kegaduhan di Kabinet

Astri Novaria • 04 Maret 2016 10:34
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo segera menghentikan kegaduhan  akibat silang pendapat antarmenteri di ruang publik. Meski begitu, Kabinet Kerja dipastikan tetap solid.
 
Juru Bicara Presiden Johan Budi menyatakan Presiden memberikan perhatian serius perihal polemik antarpembantunya yang belakangan kembali meletup.
 
Silang pendapat itu lagi-lagi terjadi antara Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Kali ini, perdebatan terkait pengolahan gas di Blok Masela, Maluku.

Johan menegaskan, Presiden mengakomodasi perbedaan pendapat asalkan disuarakan di ruang yang tepat, yakni rapat atau sidang kabinet, bukan di ruang publik.
 
"Apalagi sudah mengarah pada pribadi-pribadi, lebih kacaunya lagi sudah bawa suporter. Presiden ingin menghentikan kegaduhan itu," kata Johan, Kamis (3/3/2016).
 
Kepala Negara, imbuh Johan, juga kembali mengingatkan seluruh menteri agar satu visi dengan Presiden. Presiden segera memanggil para menteri yang berselisih.
 
Hanya saja, Johan menyebut pemanggilan itu tidak terkait perombakan kabinet.
 
"Kalau bahasa Presiden, nanti akan dimintai penjelasan. Presiden pasti punya ukuran sendiri yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan evaluasi kepada semua menterinya."
 
Meski silang pendapat antarmenteri kembali terjadi, pemerintah menganggap Kabinet Kerja tetap solid.
 
"Solid tidak solid tentu masyarakat yang menilai. Sejauh ini kabinet solid dari perspektif pemerintah," tandas Johan.
 
Sudirman Said tidak berkomentar ihwal perselisihannya dengan Rizal yang diumbar ke publik dan sempat membuat Presiden marah.
 
"Saya tidak mau membicarakan yang lain," jawabnya singkat ketika ditanya wartawan di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan.
 
Desakan agar Presiden bertindak tegas untuk mencegah kegaduhan akibat silang pendapat antarpembantunya terulang terus bermunculan.
 
Menurut Wakil Sekjen PDI Perjuangan Achmad Basarah, Presiden harus segera menyudahi perselisihan seperti itu.
 
"Kalau tidak, kredibilitas pemerintah turun dan pada akhirnya akan merusak kewibawaan dan kredibilitas Presiden Jokowi di mata publik," kata Basarah.
 
Wakil Ketua Komisi I DPR dari Partai Golkar Tantowi Yahya menandaskan, kegaduhan tersebut mesti segera disudahi karena kalau tidak, akan berimplikasi buruk pada investasi.
 
Persepsi negara lain terhadap Indonesia pun akan jelek.
 
Blok Masela
 
Terkait pengolahan Blok Masela yang menjadi pangkal perselisihan terkini antara Rizal dan Sudirman, Presiden Jokowi akan segera bersikap.
 
Presiden bakal memutuskan pengembangan Blok Masela sepulang dari kunjungan ke Sumatera, kemarin.
 
Pokok perdebatan Blok Masela menyangkut pengolahan gas secara terapung di laut (offshore) atau di darat (onshore).
 
Skema pengelolaan di laut merupakan keinginan Kementerian ESDM, sedangkan Rizal Ramli menginginkan di darat.
 
Johan Budi menyatakan keputusan Presiden nanti diambil dengan perhitungan teliti dan penuh kehati-hatian.
 
"Segera diputuskan. Ini kan persoalan kapital yang besar. Tak hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tapi juga kepentingan pengembangan wilayah Indonesia Timur," ujar Johan.
 
Sebelum memutuskan, Presiden sudah mendapat masukan dari berbagai pihak, baik yang berpendapat lebih baik membangun kilang di laut maupun di darat. (Media Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan