Jakarta: Komisi I DPR menggelar rapat tertutup dengan Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhanas) membahas konflik-konflik di Papua. Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan menjelaskan dalam rapat tersebut Lemhanas memaparkan beberapa data presentasi kajian Papua Lemhanas dari 2014-2022 yang perlu menjadi perhatian mengenai peningkatan serangan bersenjata.
"Soal siapa yang mendanai dan menyuplai senjata ke OPM Papua ini belum terungkap dan sampai saat ini belum tahu apa penyebab utama yang membuat mereka ini meningkatkan kekerasannya," ujar Farhan kepada Media Indonesia, Rabu, 5 April 2023.
Farhan mengatakan pemicu peningkatan kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata di Papua juga masih belum jelas. Mereka melakukannya secara acak.
"Pertama, serangan bersenjata dari kelompok OPM atau kelompok yang melakukan upaya untuk memerdekakan Papua ini meningkat dengan sangat drastis di tahun 2017, puncaknya tahun 2021 dan 2022 peristiwa terjadi lebih dari 100 kali serangan," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto tak mau membahas lebih jauh terkait isi pembahasan rapat dengan Komisi I DPR.
"Karena rapat ditetapkan tertutup, substansi pembahasan tidak bisa saya sampaikan ke publik," tukas Andi kepada Media Indonesia.
Sementara itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyebut berdasarkan fakta-fakta yang terungkap, ada sejumlah dugaan sumber pasokan senjata dan amunisi yang digunakan oleh KKB.
Yang pertama, kata Khairul, dari hasil rampasan ketika terjadi kontak tembak atau serangan terhadap pos-pos aparat di dekat wilayah KKB. Kedua, dari hasil transaksi dengan oknum aparat.
"Ini yang perlu ditelusuri lebih lanjut. Apakah hanya melibatkan oknum di lapangan atau ada transaksi dengan skala lebih besar yang melibatkan oknum di level yang lebih tinggi," tutur Khairul kepada Media Indonesia, Rabu, 5 April 2023.
Kemudian, Khairul juga mengatakan adanya kemungkinan sumber pasokan senjata yang digunakan KKB diselundupkan dari luar negeri. Baik dari kawasan konflik lain di Asia Tenggara, misalnya Filipina Selatan, maupun dari kawasan Pasifik Selatan.
"Ini sangat mungkin, mengingat masih ada banyak celah keamanan perbatasan, terutama di perbatasan darat dengan Papua Nugini maupun di perairan," tandas Khairul.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Jakarta: Komisi I DPR menggelar rapat tertutup dengan Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhanas) membahas konflik-konflik di Papua. Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan menjelaskan dalam rapat tersebut Lemhanas memaparkan beberapa data presentasi kajian
Papua Lemhanas dari 2014-2022 yang perlu menjadi perhatian mengenai peningkatan serangan bersenjata.
"Soal siapa yang mendanai dan menyuplai senjata ke OPM Papua ini belum terungkap dan sampai saat ini belum tahu apa penyebab utama yang membuat mereka ini meningkatkan kekerasannya," ujar Farhan kepada
Media Indonesia, Rabu, 5 April 2023.
Farhan mengatakan pemicu peningkatan kekerasan yang dilakukan
kelompok bersenjata di Papua juga masih belum jelas. Mereka melakukannya secara acak.
"Pertama, serangan bersenjata dari kelompok OPM atau kelompok yang melakukan upaya untuk memerdekakan Papua ini meningkat dengan sangat drastis di tahun 2017, puncaknya tahun 2021 dan 2022 peristiwa terjadi lebih dari 100 kali serangan," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto tak mau membahas lebih jauh terkait isi pembahasan rapat dengan Komisi I DPR.
"Karena rapat ditetapkan tertutup, substansi pembahasan tidak bisa saya sampaikan ke publik," tukas Andi kepada
Media Indonesia.
Sementara itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyebut berdasarkan fakta-fakta yang terungkap, ada sejumlah dugaan sumber pasokan senjata dan amunisi yang digunakan oleh
KKB.
Yang pertama, kata Khairul, dari hasil rampasan ketika terjadi kontak tembak atau serangan terhadap pos-pos aparat di dekat wilayah KKB. Kedua, dari hasil transaksi dengan oknum aparat.
"Ini yang perlu ditelusuri lebih lanjut. Apakah hanya melibatkan oknum di lapangan atau ada transaksi dengan skala lebih besar yang melibatkan oknum di level yang lebih tinggi," tutur Khairul kepada
Media Indonesia, Rabu, 5 April 2023.
Kemudian, Khairul juga mengatakan adanya kemungkinan sumber pasokan senjata yang digunakan KKB diselundupkan dari luar negeri. Baik dari kawasan konflik lain di Asia Tenggara, misalnya Filipina Selatan, maupun dari kawasan Pasifik Selatan.
"Ini sangat mungkin, mengingat masih ada banyak celah keamanan perbatasan, terutama di perbatasan darat dengan Papua Nugini maupun di perairan," tandas Khairul.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)