Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan memahami posisinya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Salah satunya dengan tidak menyalahgunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya dengan ikut campur urusan politik.
"Mudah-mudahan tidak terus-menerus menjadikan Istana sebagai rumah pribadi, tapi rumah seluruh warga negara," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Presiden Jokowi Gerilya Kotak Kosong Pilpres 2024?’ Minggu, 28 Mei 2023.
Dedi mengatakan Jokowi seyogianya menyadari kekeliruan berpikir dan bersikap. Urusan calon presiden merupakan ranah masing-masing partai politik.
"Karena ada ancaman terhadap kredibilitas presiden kalau terlalu dalam ikut campur dalam urusan politik praktis," jelas dia.
Dedi menyinggung kritik yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Kritik itu berupa unggahan di media sosial berjudul 'Jokowi Milik Parpol, Bukan Milik Rakyat.'
"Kritik yang disuarakan bisa memengaruhi publik dan merusak reputasi Jokowi dan presiden dalam artian kelembagaan," ujar dia.
Dedi juga berkaca dari rekam jejak presiden-presiden Indonesia sebelumnya. Dia mencontohkan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saat Demokrat berkuasa, tetap saja dalam tataran masa bakti. Waktu selesai, turun, membiarkan partai bertarung dengan sendirinya. Presiden (Jokowi) perlu mengambil sikap demikian," ucap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) diharapkan memahami posisinya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Salah satunya dengan tidak menyalahgunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya dengan ikut campur urusan politik.
"Mudah-mudahan tidak terus-menerus menjadikan Istana sebagai rumah pribadi, tapi rumah seluruh warga negara," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah dalam diskusi virtual
Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Presiden Jokowi Gerilya Kotak Kosong Pilpres 2024?’ Minggu, 28 Mei 2023.
Dedi mengatakan Jokowi seyogianya menyadari kekeliruan berpikir dan bersikap. Urusan calon presiden merupakan ranah masing-masing
partai politik.
"Karena ada ancaman terhadap kredibilitas presiden kalau terlalu dalam ikut campur dalam urusan politik praktis," jelas dia.
Dedi menyinggung kritik yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Kritik itu berupa unggahan di media sosial berjudul 'Jokowi Milik Parpol, Bukan Milik Rakyat.'
"Kritik yang disuarakan bisa memengaruhi publik dan merusak reputasi Jokowi dan presiden dalam artian kelembagaan," ujar dia.
Dedi juga berkaca dari rekam jejak presiden-presiden Indonesia sebelumnya. Dia mencontohkan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saat Demokrat berkuasa, tetap saja dalam tataran masa bakti. Waktu selesai, turun, membiarkan partai bertarung dengan sendirinya. Presiden (Jokowi) perlu mengambil sikap demikian," ucap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)