medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo menjadi pesiden pertama dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia yang memberikan pidato kenegaraan sebanyak tiga kali dalam sehari di parlemen. Ketua MPR Zulkifli Hasan menilai, hal itu sebuah terobosan yang baik.
"Saya kira konsensus kita bersama, sistem ketatanegaraan kita yang baru. Mudah-mudahan menjadi solusi untuk membuat lembag-lembaga negara lebih transparan dan terbuka kepada rakyat," kata Zulkifli usai Sidang Gabungan DPR-DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Dengan cara ini, kata dia, masyarakat dapat melihat dan menilai program pemerintah dan penilaian lembaga legislatif kepada pemerintah. Baik itu DPR, DPD, ataupun MPR.
Hal ini, kata Zulkifli, dapat mendorong sistem ketatanegaraan yang lebih maju. Sebab kerja, visi, misi, dan program masa depan pemerintah dapat diketahui masyarakat secara transparan.
Ketua Umum PAN ini berharap, kesediaan Jokowi berpidato di tiga lembaga dapat memberi dampak terhadap hubungan antara eksekutif dan legislatif, maupun antarlegislatif. "Bila ada perbedaan antarlembaga negara, di forum yang tadi ini saya kira perbedaan itu bisa diminimalisir," kata dia.
Zulkifli pun mengambil hikmah dari pidato Presiden. Yakni, persatuan sangat penting. Seluruh individu dalam lembaga pemerintahan harus menanggalkan hubungannya dengan kelompok dan golongan demi kepentingan negara.
"Dalam saat sekarang ini mari kita bersatu. Kita harus optimis," tegas mantan Menteri Kehutanan era Presiden SBY ini.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo menjadi pesiden pertama dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia yang memberikan pidato kenegaraan sebanyak tiga kali dalam sehari di parlemen. Ketua MPR Zulkifli Hasan menilai, hal itu sebuah terobosan yang baik.
"Saya kira konsensus kita bersama, sistem ketatanegaraan kita yang baru. Mudah-mudahan menjadi solusi untuk membuat lembag-lembaga negara lebih transparan dan terbuka kepada rakyat," kata Zulkifli usai Sidang Gabungan DPR-DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Dengan cara ini, kata dia, masyarakat dapat melihat dan menilai program pemerintah dan penilaian lembaga legislatif kepada pemerintah. Baik itu DPR, DPD, ataupun MPR.
Hal ini, kata Zulkifli, dapat mendorong sistem ketatanegaraan yang lebih maju. Sebab kerja, visi, misi, dan program masa depan pemerintah dapat diketahui masyarakat secara transparan.
Ketua Umum PAN ini berharap, kesediaan Jokowi berpidato di tiga lembaga dapat memberi dampak terhadap hubungan antara eksekutif dan legislatif, maupun antarlegislatif. "Bila ada perbedaan antarlembaga negara, di forum yang tadi ini saya kira perbedaan itu bisa diminimalisir," kata dia.
Zulkifli pun mengambil hikmah dari pidato Presiden. Yakni, persatuan sangat penting. Seluruh individu dalam lembaga pemerintahan harus menanggalkan hubungannya dengan kelompok dan golongan demi kepentingan negara.
"Dalam saat sekarang ini mari kita bersatu. Kita harus optimis," tegas mantan Menteri Kehutanan era Presiden SBY ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)